Laman

Sunday, 2 June 2024

Angka Stunting di Lampung Menurun Tapi Saya Justru Khawatir

Pertengahan bulan Mei kemarin, saya akhirnya mendatangi Posyandu lagi bersama Noura, setelah 2 bulan absen karena kondisi kesehatan yang kurang baik. Namun, kedatangan ke Posyandu bulan ini membuat saya bersedih. Dikarenakan timbangan berat badan (BB) Noura hampir ada di garis merah, dilihat dari grafik yang ada di buku KMS (Kartu Menuju Sehat). BBnya cuma 7,2 Kg di usianya yang sudah setahun. Walaupun angkanya naik dari 1-2 bulan lalu dari Kenaikan Berat Minimal (KBM). Namun kenaikannya hanya sedikit sekali. Selama 3 bulan ini hanya bertambah 500 Gram saja. 


Gerakan tutup mulu

Hati ibu mana yang nggak sedih melihat kenyataan ini. Semua usaha dalam memberikan menu lengkap, makanan yang bergizi, double prohe, sayuran dan lainnya dari sejak Noura mulai MPASI sudah saya lakukan, demi menaikkan BB Noura. Menu dari rekomendasi Kemenkes, dari sosial media, bahkan mencoba berkreasi sendiri demi Noura mau makan. Tapi masih saja ada drama GTMnya (Gerakan Tutup Mulut). Sekarang malah lebih parah. Setiap kali makan hanya 1-2 suap saja yang masuk.

Tentu saja saya khawatir dengan kondisi ini, BB yang seret, badannya kecil, membuat saya berpikir yang tidak-tidak, apakah anak saya termasuk dalam kondisi stunting, ya?

Namun, sebelum saya berpikir terlalu jauh, saya akhirnya mencari tau, apa sih sebenarnya Stunting itu?

Sebenarnya isu stunting ini sudah lama sekali saya tahu, bahkan jauh sebelum saya menikah dan punya anak, saya sudah sering mengikuti talkshow yang membahas masalah stunting. Tapi setelah punya anak, saya akhirnya benar-benar memahami kekhawatiran tentang stunting ini bagaimana.

Karena di 1000 hari pertama kehidupan, kita harus benar-benar memperhatikan asupan gizi dan nutrisi yang dikonsumsi oleh anak kita. Bahkan oleh kita sendiri sebagai ibu atau calon ibu. 

Stunting di Sekitar Kita.

Dari sebuah acara yang saya ikuti beberapa waktu lalu, di Bandar Lampung, tentang "Sosialisasi Gizi dan Edukasi Peruntukan Kental Manis" saya jadi tahu bahwa angka stunting di Lampung itu menurun. Tapi tentu saja, masih banyak masyarakat kita yang belum memahami dengan benar, seperti apa sih, tanda-tanda stunting itu.

stunting

Tanda-tanda stunting yang paling terlihat adalah:

- Tubuh pendek di bawah rata-rata.
- Berat badan tidak naik, bahkan cenderung menurun.
- Pertumbuhan gigi terlambat.
- Kemampuan belajar menurun.

Karena nyatanya banyak di sekitar kita anak-anak yang mengalami malnutrisi. Seperti kondisi tubuh yang pendek/kerdil, kurus atau obesitas. Semua itu pengaruh dari berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya.
Contohnya anak tetangga saya, badannya kecil dan kurus dibanding teman-teman seusianya. Dan tiap hari makannya Mie Instan, karena tidak suka makan nasi, tidak suka susu, tiap hari jajan snack dan makan permen.

Stunting ini perlu diwaspadai, karena akan berdampak pada tumbuh kembang anak, dampaknya akan terlihat tidak hanya saat mereka masih kecil, tapi saat dewasa juga, yang ditandai dengan munculnya berbagai penyakit.

Oleh karenanya, sebagai orang tua, maupun calon orang tua, kita harus memperhatikan betul asupan nutrisi yang dikonsumsi anak, terutama pada masa 1000HPK (Hari Pertama Kehidupan). 

Ada banyak cara kita dalam memenuhi kebutuhan zat gizi pada anak. Di negara kita makanan dengan sumber zat gizi berlimpah, dan mudah sekali didapatkan di sekitar kita. Seperti buah-buahan, pisang, alpukat, jeruk, pepaya dan lainnya. Begitu pun untuk produk makanan dari protein hewani maupun nabati. Yang paling mudah didapatkan adalah telur, ikan, kacang-kacangan, atau pun sayuran hijau lainnya.

Protein hewani juga bisa kita dapatkan melalui susu. Namun, kita harus memperhatikan betul, nih. Susu seperti apa yang boleh dan tidak boleh diberikan pada anak. Selama ini, kita masih suka salah persepsi, bahwa menganggap semua susu itu baik dan sebagai sumber gizi untuk anak, seperti SKM (Susu Kental Manis).

susu kental manis bukan susu

Faktanya, SKM itu bukan susu, dan bukan sumber zat gizi. Di masyarakat, terutama di daerah-daerah yang minim literasi dan informasi, masih banyak orang tua yang memberikan SKM kepada anak-anaknya. Tidak perlu jauh-jauh, ada tetangga saya yang lainnya, beliau punya stok SKM berkaleng-kaleng untuk 2 anaknya yang masih balita.

Padahal SKM ini punya kandungan komponen lemak dan gula yang sangat tinggi dibanding kandungan protein lainnya. Dan ini tentu berbahaya, apalagi jika dikonsumi oleh bayi/balita/anak-anak. Jangankan mereka, kita orang dewasa pun sebenarnya harus menghindari banyak mengkonsumsi gula berlebih.

SKM Kental Manis Bukan SUSU.

Yah, sekali lagi, SKM itu bukan susu, dan sebaiknya dihindari diberikan kepada anak-anak kita, karena kandungan gulanya tinggi, sebesar 40-50%, kadar gula yang tinggi ini dapat menyebabkan meningkatnya resiko penyakit obesitas maupun diabetes pada anak-anak. Belum lagi, jika terus-terusan dikonsumsi, kandungan gula yang tinggi pada SKM ini juga akan merusak gigi anak.

Banyak kasus yang terjadi di masyarakat, akibat kesalahan dalam penggunaan kental manis selama ini, yang diberikan dalam bentuk minuman (pengganti susu). Namun, masih banyak yang belum paham mengenai hal ini, dan menganggap kental manis adalah susu. SKM memang produk olahan susu yang sumber gizinya sangat rendah dibanding produk susu lainnya.

toping makanan

Sebenarnya, kita tidak dilarang mengkonsumsi SKM, hanya saja, penggunaannya harus lebih diperhatikan, tidak boleh berlebihan. Boleh digunakan hanya untuk toping makanan saja.

Saat ini, BPOM sendiri sudah memberikan kita kelonggaran untuk produsen SKM untuk mengubah takaran saji yang boleh digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat. Dari yang tadinya maksimal 40gr menjadi maksimal 30gr (atau 2 sendok makan). Hal ini ditujukan agar kita semua lebih bijak lagi dalam mengkonsumsi SKM dan memperhatikan gula yang masuk ke dalam tubuh.

minuman olahan

Walaupun sudah beberapa produsen yang mengubah takaran saji dalam kemasan SKM, namun belum semuanya, dan masyarakat kita pun masih banyak yang belum tau akan hal ini, terkait batasan maksimal mengkonsumsi kental manis.

Karena sehari-harinya, kita biasa disajikan oleh menu-menu makanan yang penggunaan SKM nya berlebihan, dalam sehari, bisa saja kita beli es boba, martabak, dan aneka minuman makanan lainnya yang disajikan dengan SKM sebagai toping makanan.


Foto: Dari berbagai sumber dipencarian google.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin