Laman

Saturday, 4 November 2023

Peran Media Dalam Menyuarakan Isu Kusta

Menutup bulan Oktober yang penuh dengan peluh keringat oleh cuaca panas yang akhir-akhir ini semakin membuat kulit terasa terbakar, saya menyimak kembali obrolan mengenai isu Kusta di radio KBR dalam tajuk Suara untuk Indonesia Bebas Dari Kusta (SUKA) dalam Talkshow Ruang Publik KBR x NLR "Peran Media dalam Menyuarakan Isu Kusta" yang disiarkan dan diperdengarkan melalui podcast, livestreaming di youtube dan 105 radio jaringan KBR di seluruh Indonesia dari Aceh hingga Papua, pada 31 Oktober 2023 kemarin.

Tahu tidak bahwa di 10 tahun terakhir jumlah kasus Kusta di Indonesia masih stagnan. Ada sekitar 16-18 ribu kasus, dan itu yang menjadikan Indonesia masih menjadi negara dengan kasus Kusta tertinggi ke-3 di dunia,disabilitas Kusta juga demikian. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pengurangan dalam penanganan penyakit Kusta. Pasien Kusta masih mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan perawatan dalam pengobatan Kusta. Oleh sebab itu media berperan penting dalam membantu mengatasi dan memberikan semua hal informasi seputar Kusta kepada masyarakat. 

Mengapa media berperan penting dalam menyuarakan isu Kusta? Hal ini untuk mengurangi jumlah peningkatan resiko penularan dan kasus Kusta yang baru di masyarakat. Karena Indonesia sendiri termasuk mengalami keterlambatan dalam penemuan dan penanganan Kusta. Ada banyak stigma di masyarakat yang membuat pasien dan disabilitas Kusta semakin kesulitan untuk mendapatkan pelayanan dan perawatan yang memadai. 

Ada banyak hal menarik yang bisa kita pelajari untuk bisa membantu pemerintah dalam menggunakan sosial media dalam penyebaran informasi mengenai isu Kusta saat ini. 

Seperti yang sudah saya singgung di paragraf awal, informasi tersebut saya dapatkan dari mendengarkan Talkshow Ruang Publik KBR, yang menghadirkan narasumber Ajiwan Arief Hendradi, SS - Redaktur Solidernews.com, mengenai peran media dalam menyuarakan isu Kusta. Media Solidernews.com ini adalah salah satu media alternatif yang berfokus pada isu advokasi disabilitas di Indonesia, yang berkantor di Yogyakarta, namun mencakup isu disabilitas atau difabel secara nasional.

kusta

Menurut Mas Ajiwan, dengan adanya Solidernews, isu disabilitas dapat bisa dijangkau, diketahui informasinya oleh seluruh masyarakat di seluruh Indonesia, dengan harapan tidak ada lagi diskriminasi dan stigma pada disabilitas.

Untuk diketahui mengutip informasi dari Halodoc, Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobarterium leprae, yang menyerang kulit dan jaringan syaraf perifer serta mata dan selaput yang melapisi bagian dalam hidung. Kusta dapat menular melalui kontak kulit dan lewat udara jika si pasien batuk/bersin, namun faktanya penyebaran/penularan Kusta tidaklah mudah, karena bakteri Kusta ini perlu waktu inkubasi yang cukup lama untuk bisa berkembang.

Penyakit Kusta bisa disembuhkan dengan tepat dan dapat dihindari dengan mengetahui lebih banyak faktor resiko Kusta, dengan penanganan dan mendapatkan diagnosis pengobatan sedini mungkin.

Adapun faktor resiko peningkatan Kusta ialah:

  • Kontak / berhubungan dekat (tinggal serumah) dan berulang dengan seseorang yang mengidap penyakit Kusta dan tidak diobati dalam waktu yang cukup lama.
  • Melakukan kontak dengan seseorang yang mengalami infeksi (Kusta) melalui udara (bersin-batuk)
  • Punya kelainan genetik dan sistem imun.
  • Mengalami kontak fisik dengan hewan yang menyebarkan bakteri Kusta
  • Tinggal di area endemik Kusta.

Peran Kusta ini masih menjadi persoalan di Indonesia, untuk itu peran media diperlukan dan menjadi sangat penting untuk menyuarakan isu Kusta, dengan memberikan informasi yang akurat, bagaimana untuk mengurangi resiko dan memberdayakan OYPMK (orang yang pernah mengalami Kusta).

Kusta. Foto dari Halodoc.

Menurut Mas Ajiwan, kita harus lebih cerdas lagi dalam memilih berita-berita yang beredar mengenai berbagai macam isu. Kita harus bisa menyaringnya, mana yang benar dan tidak benar. Peran-peran media aktif menjadi salah satu corong sebagai media perubahan dalam menyuarakan isu-isu Kusta di masyarakat.

Kita semua dapat berkontribusi dalam menyampaikan informasi yang valis dan inklusif tanpa harus menciptakan stigmatisme dan diskriminasi terhadap pengidap penyakit Kusta, yang dapat menyebabkan dan mempengaruhi kesejahteraan emosional, psikologis dan sosial.

Pasien Kusta masih sering mendapatkan stigma yang baik di masyarakat, bahkan di dalam keluarganya sendiri. Hal ini menurut Mas Ajiwan sangatlah tidak manusiawi.

Perlu diluruskan lagi, penyakit Kusta tidak semudah itu untuk menularkannya kepada orang lain, jika kita bisa menghindari faktor resiko Kusta.

Obat Kusta Beli di mana?

Obat Kusta ada di Puskesmas dan bisa didapatkan secara gratis. Namun, sejauh mana puskesmas-puskesmas ini tau program-program terakit Kusta?

Kita tidak bisa menyalahkan pusat layanan kesehatan di daerah, karena situasi kondisi geografi di Indonesia tidak seragam. Hal ini membuat SDM ataupun petugas kesehatan kurang bahkan belum begitu mengetahui lebih banyak tentang program pemerintah mengenai penyakit Kusta. Hal inilah yang menjadi kendala dalam mensosialisasikan Kusta di masyarakat.

Oleh sebab itu perlu penyebaran informasi yang benar dan komprhensif tentang Kusta melalui media di masyarakat. Ada banyak media yang bisa digunakan, baik itu media online, surat kabar, media elektronik, media pers mahasiswa, dan juga jurnalis warga, pun termasuk media sosial yang sering kita gunakan saat ini. Jurnalis warga harus bisa memainkan peran dalam mengatasi berbagai macam hoaks, mitos dan stigma seputar Kusta.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin