Wednesday, 27 July 2022

Menyatukan Kebahagian Dalam Bhineka Tunggal Ika

Dari artikel yang sering saya baca, kita semua pasti sudah mengetahui, bahwa saat ini kita sedang dalam masa menuju generasi emas 2045. Generasi yang akan menentukan kemajuan bangsa ke depannya. Mengapa disebut demikian, karena di tahun 2045 nanti, Indonesia berada di usia bersejarah yaitu genap 100 tahun. Dan di tahun tersebut, Indonesia juga akan mendapatkan bonus demografi, di mana jumlah penduduk Indonesia sekitar 70% nya itu dalam usia produktif, umur antara 15-64 tahun.

connecting happines

Sementara saat ini, bibit-bibit unggul generasi emas itu sudah terlihat dan banyak sekali di sekeliling kita. Anak-anak yang baru lahir di masa pandemi sekarang ini nantinya akan berada di usia produktif di tahun 2045. Merekalah yang akan meneruskan dan menentukan perkembangan dan kemajuan Indonesia akan kemana.

Oleh karenanya saat ini Indonesia sedang mempersiapkan dan memanfaatkan generasi muda masa depan bangsa menuju Indonesia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Salah satu perubahan yang harus diperhatikan betul dalam mencetak generasi emas ini adalah soal pendidikan. Karena yang kita tahu juga di Indonesia masih banyak ketimpangan sosial, yang menyebabkan dampak buruk pada kemajuan bangsa. Ketimpangan sosial ini terjadi karena banyak faktor juga di antaranya, sosial ekonomi, budaya, demografi, kesehatan, pendidikan dan yang lainnya. Perbedaan ini membuat sebagian masyarakat mendapatkan akses-akses ke arah yang lebih menjadi terbatas.

Pendidikan contohnya, 2020-2021 Indonesia masih mengalami lonjakan pandemi Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya, sehingga sistem belajar mengajarpun pun diubah, yang tadinya offline atau tatap muka, menjadi semua serba online. Namun, keterbatasan akses internet yang tidak merata membuat proses belajar anak-anak sekolah ini pun jadi berantakan. Karena ada yang belum terbiasa dengan kebiasaan digital ini.

generasi emas 2045

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencetak generasi emas ini adalah dengan menerapkan pendidikan karakter pada usia muda sejak dini. Dengan pendidikan karakter ini diharapkan ke depannya Indonesia dapat membuat perubahan dan membentuk kehidupan serta peradaban bangsa yang lebih baik.

Well, ini PR kita bersama, bukan hanya pemerintah yang berkewajiban untuk mengubah kemajuan Indonesia ke depannya, namun tugas kita semua sebagai masyarakat Indonesia untuk mendorong dan mendukung program-program pemerintah demi kemajuan bangsa. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh JNE di dunia pendidikan, sebuah perusahaan jasa layanan pengiriman yang sudah berdiri sejak 32 tahun lalu. 

Seperti yang selalu didengungkan oleh Pak M. Feriasi Soeprapto, Presdir Direktur JNE. Dalam menjalankan bisnis, JNE tidak hanya memikirkan keuntungan perusahaan saja, namun langkah JNE akan terus memberikan kebahagiaan bagi masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, yakni dengan memberikan manfaat yang seluas-luasnya dan sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia.

Dengan taglinenya Conneting Happines, JNE terus melakukan inovasi dan pengembangan terus berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik pada masyarakat dan memberikan kebahagiaan kepada masyarakat luas. Salah satunya adalah dengan memfasilitasi kegiatan belajar mengajar dengan memberikan donasi beasiswa untuk SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran, yang berasal dar berbagai suku dan daerah Indonesia.

Seperti yang dikatakan oleh Ai Nurhidayat, pendiri SMK Bakti Karya, SBK ini membuka akses beasiswa penuh dan memberikan kesempatan kepada siswa/i untuk bisa bersekolah selama 3 tahun. SBK sendiri tahun ini sudah memasuki angkatan ke-7.

Sekolah ini merupakan sebuah yayasan pendidikan, yang fokus menyediakan beasiswa penuh untuk anak-anak sekolah atau siswa/i dari seluruh penjuru nusantara. Anak-anak yang terpilih mendapatkan beasiswa dan bersekolah di SBK ini mereka yang berlatar belakang budaya yang beragam atau berbeda. Yang mewakili ke Bhineka Tunggal Ika-an Indonesia.

SMK Bakti Karya Parigi Pangandaran

Anak-anak yang bersekolah di SMK Bakti Karya ini berasal dari 7 kota propinsi yang berbeda, di antaranya Jayapura, Ambon, Sorong, Kupang, Ujungpandang, Palembang dan Pekanbaru. Pendidikan karakter dapat dibentuk dari lingkungan sekolah yang berisi siswa/i dari daerah dan budaya yang berbeda.

Dikatakan oleh Ai, pendiri SBK, dengan penyelenggaraan program beasiswa untuk anak-anak dari berbagai kota ini, diharapkan dapat menemukan pola pembelajaran yang kontekstual dan menghargai karakteristik budaya dari beragam suku yang berbeda yang menempel pada masing-masing siswa yang bersekolah di SMK Bakti Karya.

Jadi, siswa/i yang bersekolah di SBK ini tidak hanya mengejar dan berburu ilmu dan nilai saja di sekolah, tapi lebih dari itu. Ada kebahagiaan dan rasa damai pula, dapat hidup rukun dan selaras dengan ruang hidup.

Well, anak-anak SMK Bakti Karya (SBK) Parigi Pangandaran ini ternyata baru saja melangsukan silahturahmi ke kantor JNE di Jl. Tomang Raya 11, pada tanggal 19 Juli 2022 lalu. Siswa/i SBK ini diajak keliling atau office tour dan berkenalan dengan Presiden Direktur JNE dan jabatan penting lainnya di JNE. Di acara silahturahmi hari itu juga, siswa/i SBK juga bertemu Kang Maman, penggiat literasi yang ikut dalam acara.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin