Sudah lama sekali rasanya saya nggak datang ke sebuah event komunitas yang dihadiri oleh banyak orang secara offline, mungkin sudah 2 tahun sejak pandemi Covid-19 menjadi kekhawatiran semua orang di dunia ini. Namun kita patut bersyukur, karena perlahan-lahan kita mulai adaptif dengan kondisi endemi sekarang ini dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, agar bisa sama-sama saling menjaga.
Nah, selama belajar online, peran orang tua itu sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses belajar anak-anak dan dalam transformasi pendidikan di Indonesia. Ternyata ini juga yang menjadi bahasan penting dalam Rembuk Komunitas yang digelar oleh Sidina Community, Komunitas Kami Pengajar dan Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka di Hotel Sutasoma, Jakarta dengan dukungan dan dihadiri langsung oleh Mendikbudristek (Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi), Nadiem Makariem, Selasa 24 Mei 2022 lalu, dengan tema "Bergerak Bersama, Berdaya Bersama'.
Ini event komunitas pertama yang saya hadiri sejak pandemi kemarin, bertemu dengan banyak orang yang care dengan pendidikan di Indonesia itu membuka pikiran saya untuk terus belajar bagaimana seharusnya ikut membantu negara ini dalam melakukan transformasi kualitas pendidikan yang lebih baik lagi ke depannya, dengan mendukung program Merdeka Belajar.
Seperti yang dikatakan oleh Menteri, Nadiem Makariem, "Saya dari dulu bilang bahwa gerakan merdeka belajar harus menjadi gerakan bukan hanya kebijakan atau tidak akan mendarah daging, membudaya di institusi pendidikan dan di masyarakat,"
Well, ada teman yang sempat berkomentar seperti ini, ketika saya hadir dalam Rembuk Komunitas ini "Ngapain sih, Mel, belum menikah dan punya anak tapi kamu sudah repot belajar dan ngurusin pendidikan anak-anak?"
Pertanyaan itu sebenarnya membuat saya geleng-geleng kepala, terutama ketika teman yang bertanya itu adalah seorang pengajar, seorang guru di sekolah Negeri yang pekerjaannya berhubungan kuat dengan pendidikan, yang anak-anaknya juga masih sekolah.
Tapi pertanyaannya saya abaikan. Karena semua orang berperan penuh untuk mendorong pendidikan Indonesia lebih maju lagi. Dari pengajar, dari orang tua dan dari orang-orang sekitar anak-anak yang sedang menempuh pendidikan itu sendiri.
Seorang guru harus memiliki kualitas yang baik, harus bisa menjadi contoh. Begitupun kita yang akan menjadi orang tua, harus bisa membekali diri dengan banyak ilmu dan pengetahuan.
Dalam event Rembuk Komunitas yang dilakukan secara hybrid kemarin itu, banyak sekali insight yang saya dapatkan, dari narasumber yang hadir, dari perwakilan masing-masing komunitas dan dari publik figur, Mona Ratuliu yang ikut membagikan pengalamannya menjadi orang tua dan mendampingi anak-anaknya dalam belajar.
Seperti yang dikatakan oleh Mona Ratuliu, peran orang tua itu penting, karena sekolah pertama bagi anak-anak adalah di rumah, dari orang tua dan dari orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Orang tua harus bisa menjadi contoh yang baik, karena anak-anak adalah peniru ulung. Orang tua pula lah yang seharusnya menemukan minat atau bakat anak-anak pertama kali, bukan orang lain.
Orang tua juga tidak bisa memaksakan kehendak dan meminta anak sesuai dengan apa yang diinginkan, karena anak-anak itu punya pilihannya sendiri, walau kadang-kadang merepotkan orang tua. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan, untuk mengarahkan untuk diajari dalam memiliki keterampilan dalam memilih.
Oleh karena itu, Mendikbudristek, Nadiem Makariem sangat mendukung Rembuk Komunitas ini, karena menurutknya Pemerintah dalam Program Merdeka Belajar itu tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan banyak pihak, dari masyarakat dan komunitas-komunitas yang care dengan kemajuan Indonesia. Karena pendidikan dan anak-anak menjadi penerus bangsa.
Nah, dalam Rembuk Komunitas kemarin, ada 3 rekomendasi komunitas.
Rekomendasi pertama disampaikan dari Komunitas Kami Pengajar, yang diwakili oleh Luh Eka Yanthi; Merdeka Belajar jadi kunci sukses dalam pemulihan pendidikan khususnya pascapandemi. Komunitas Kami Pengajar berharap Kemendikbudristek untuk selalu melibatkan komunitas guru dan sekolah dalam menyukseskan implementasi program Merdeka Belajar di seluruh satuan pendidikan di Indonesia. Selanjutnya, sinergi Guru Penggerak dan Sekolah Penggerak, komunitas guru sangat diperlukan agar program Merdeka Belajar bisa menjadi sebuah gerakan besar untuk perubahan mutu pendidikan.
Rekomendasi kedua disampaikan oleh koordinator Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka, Rizal Maula. Komunitas Pemuda Pelajar Merdeka ini berharap agar Kemendikbudristek dapat memberikan dukungan program Mahasiswa Penggerak agar bisa memberikan dampak yang lebih luas lagi, dan dapat terus diajak untuk bergerak bersama-sama dalam menyukseskan program merdeka belajar di tingkat perguruan tinggi.
Dan terakhir rekomendasi disampaikan oleh Susi Sukaesih, dari Sidina Community, komunitas orang tua yang peduli dengan pendidikan anak. Susi adalah perempuan hebat, salah satu teman blogger yang saya kenal. Undangan Rembuk Komunitas yang saya hadiri ini pun atas undangan dari beliau.
Rekomendasi dari Sidina Community adalah ikut mendorong orang tua untuk aktif terlibat dalam sosialisasi dan penerapan Merdeka Belajar dengan dukungan dari Kemendikbudristek sehingga Merdeka Belajar bisa menjadi gerakan semua orang tua. Selain itu, Susi berharap Kemendikbudristek memberikan ruang kolaborasi yang lebih besar untuk para orang tua terlibat dalam berbagai program pemajuan pendidikan.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin