Laman

Monday, 30 May 2022

Dorong UMKM Jember Lebih Inovatif Lagi Pascapandemi

Tahun 2019 lalu, untuk pertama kalinya saya mengunjungi Kota Jember, salah satu daerah di ujung timur pulau Jawa. Perjalanan dari Jakarta bersama teman-teman blogger dalam rangka Sueger Famtrip, yang saat itu memakan waktu sekitar kurang lebih 21 jam menggunakan Kereta Api untuk sampai di kota yang terkenal dengan event international, Jember Fashion Carvanal. Sebelum menginjakan kaki di Jember, terlebih dahulu kereta yang saya tumpangi transit di Kota Surabaya untuk berganti kereta menuju Jember.

 

pantai tajung papuma

Perjalanan ke Jember saat itu adalah pengalaman yang sangat menyenangkan dan memorable. Karena dalam perjalanan itu saya mengalami tragedi kehilangan dompet beserta KTP di Stasiun Senen sebelum keberangkatan. Kehilangan tanda pengenal tersebut hampir menyebabkan saya tidak bisa check in naik kereta dan gagal berangkat, sementara saya tidak punya dokumen lain. Tapi untungnya saya masih bisa melanjutkan perjalanan dan diminta hanya dengan menunjukkan kartu BPJS Kesehatan yang saya punya.

Alhamdulillah, walaupun sempat deg-degan, ke Jember saat itu menjadi perjalanan terakhir saya ke luar kota, famtrip bersama teman-teman blogger setahun sebelum pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia di awal 2020.

Dan syukurnya saat ini kita sudah memasuki masa endemi, Covid-19 yang sebelumnya membuat kita ketakutan dan nggak bisa kemana-mana, kasusnya perlahan-lahan sudah mulai landai, masyarakat mulai adaptif dengan keadaan dan kondisi, mulai banyak aktivitas di luar rumah, event-event besar berskala nasional dan international mulai digelar dengan syarat tetap patuh dengan protokol kesehatan.

Balik lagi cerita saya ke Jember waktu itu, ada beberapa tempat wisata yang kami datangi, seperti Pantai Tanjung Papuma yang terkenal dengan keindahan batu-batu karang yang berdiri tegak, dan menyaksikan parade budaya di Festival Waton di Pantai Watu Ulo. 

puslit koka jember

Beberapa tempat lain yang sempat didatangi wisata edukasi di Puslit Koka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao). Di sana kami mengenal dan belajar beberapa jenis kopi dan kakao, melihat proses pengolahan dari biji-bijian dari kopi dan kakao (coklat) hingga menjadi produk yang ready to eat, seperti eskrim, coklat batangan, kue dan lainnya.

Jadinya, di Puslit Koka itu tersedia Kafe dan bermacam produk-produk UMKM dari olahan coklat dan kopi yang bisa dibeli, untuk dimakan, diminum di tempat atau dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Salah satu yang saya suka adalah produk coklat bubuk.

Oh, ya, ngomongin UMKM nih, kita semua sudah pasti tau kan ya, bahwa UMKM Indonesia itu sudah menjadi tulang punggung ekonomi di negara ini. Sudah banyak sekali produk-produk UMKM yang maju dan berkembang, terkenal di dalam maupun di luar negeri. Namun karena pandemi Covid-19 kemarin, beberapa produksi UKM terpaksa terhenti. Banyak sebab pastinya, penjualan yang terhambat, kurangnya pembeli, bahkan ada yang sampai 'gulung tikar' karena usaha yang tidak balik modal.

Oleh karenanya, banyak pihak yang ingin membantu, agar UMKM di Indonesia kembali bangkit dan maju, salah satunya yang saya tahu dilakukan oleh JNE.

Karena saya lagi ngomongin kota Jember, tentu ini ada hubungannya, UMKM Jember juga mengalami dampak dari pandemi Covid-19. Untuk itulah untuk mendorong kemajuan UMKM di Indonesia, salah satunya di Kota Jember, JNE menggelar program Goll Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Jember.

Bukan hanya di kota Jember sih sebenarnya, JNE juga workshop Goll Aborasi Bisnis Online 2022 di kota-kota lainnya di Indonesia. 

goll aborasi bisnis online 2022 kota jember

Melalui kegiatan Goll Aborasi Bisnis Online 2022 ini, JNE ingin memberikan edukasi bagi pelaku-pelaku UMKM di Jember untuk lebih adaptif dan inovatif lagi pascapandemi, dan memperkuat branding di usaha mereka. Dengan harapan, dari kegiatan ini para pelaku UMKM dapat bangkit untuk maju dan berkembang pasca kondisi perekonomian yang kurang baik akibat pandemi.

Dalam kegiatan webinar Goll Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Jember, JNE menghadirkan dua narasumber dari pelaku UMKM, salah satunya Nesi Septiani dari Khadjiah Collection, Fathurrohman dari Musae Chips dan juga Head and Sales Marketing JNE, Bapak Agung Fathur R.

Kedua pelaku UMKM yang sudah menjalankan bisnisnya sejak beberapa tahun lalu ini ikut membagikan tips dalam berbisnis. Menurut Nesi, hal penting utama yang harus diperhatikan adalah kualitas produk yang ingin dijual, dan konsisten dalam menjalankan bisnis.

Sementara menurut Fathurrohman, untuk memulai dan membuka bisnis, hal yang perlu sekali kita ketahui adalah target market. Sebelum berjalan, Fathur melakukan research terlebih dahulu terhadap kompetitor. Untuk kuliner contohnya, soal rasa yang enak itu adalah kewajiban. Pilih mana, murah tapi nggak enak, atau mahal tapi enak? Orang-orang akan lebih memilih rasa makanan yang enak walau mahal, tapi puas. Mungkin sederhananya seperti itu. Jadi kualitas itu memang penting.

Menurut Pak Agung, JNE bersinergi dengan pemerintah dan dinas dalam mendukung kemajuan UMKM Jember. JNE ingin membantu, dengan mengunjungi dan sharing ilmu, serta mencari tau apa yang dibutuhkan UMKM agar bisa bangkit dan bertahan setelah dihantam gelombang covid-19 kemarin.

Dengan taglinenya, "Connecting Happines" JNE ingin memberikan dukungan yang saling memberikan kebahagiaan dan saling terikat. JNE nggak cuma ingin mengantarkan produk antara penjual dan pembeli, tapi juga ingin memberikan rasa bahagia yang sama bagi keduanya.

JNE Jember memberikan berbagai jasa dan solusi sebagai bentuk dukungan bagi pelaku UMKM Jember. JNE juga melakukan kegiatan sosial dan CSR seperti menyalurkan bantuan bencana alam. Untuk programnya sendiri dari JNE untuk para UMKM yaitu dengan membuka layanan bisnis terpadu. UMKM Jember diberdayakan sebagai partner untuk konsultasi bisnis UMKM.

Dengan adanya Goll Aborasi Bisnis Online 2022 Kota Jember, JNE juga bekerjasama dengan salah satu Bank Umum Milik Negara, program ini membantu para UMKM untuk mendapatkan bantuan permodalan bagi bisnis mereka. Gercep sekali ya JNE dalam membantu UMKM Indonesia untuk terus maju dan berkembang.

Seru ya kalau ngomongin Jember apalagi kalau sudah membahas UMKMnya. Nah, balik lagi soal produk Bubuk Coklat yang dikelola oleh Puslit Koka tadi. Sedikit review, aslinya saya tidak terlalu suka coklat, namun menyeruput coklat hangat dari coklat lokal seperti itu membuat saya happy, terlebih karena mengonsumsi coklat memang akan membangkitkan mood happy bagi seseorang.

Happy nya lagi karena, dengan kita membeli produk UKM seperti coklat bubuk tadi, sedikit banyak kita sudah membantu perputaran ekonom negara ini tetap stabil.

Well, nanti saya cerita lagi, sudah melakukan perjalanan kemana saja selama di Jember waktu itu. Karena setelah ini saya tiba-tiba ingin menyeduh coklat hangat, mumpung kota Bogor baru saja diguyur hujan. Sayangnya coklatnya bukan dari Jember hehehe.


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin