Friday, 5 March 2021

Menjadikan Langit Biru Dengan BBM Ramah Lingkungan

Akhir-akhir ini saya merindukan sekali touring naik motor menggunjungi tempat-tempat wisata yang ada di Bogor, ke wisata air terjun, ke kebun teh yang ada di Puncak Cisarua, atau ke desa-desa yang banyak sekali hamparan sawahnya. Melihat pemandangan yang hijau, langit yang biru, menghirup udara yang sejuk dan bersih itu seperti surga dunia yang nggak ternilai harganya. 

langit biru
jalan-jalan

Tapi karena pandemi dan saat ini saya sedang ada di Lampung dan nggak punya motor, keinginan untuk touring itu harus ditahan dulu untuk sementara sampai batas waktu yang saya belum tau kapan bisa terlaksana. Ya maksudnya, kita nggak tau pandemi akan selesai kapan, tapi kita saya pribadi berusaha untuk beradaptasi dengan kondisi saat ini. Setidaknya saya ingin turut mendukung dan meringankan beban pemerintah dengan stay at home sementara waktu untuk mengurangi semakin meluasnya penyebaran virus covid-19.

Eh, ternyata secara nggak sadar selama ini, sejak punya motor sendiri dari tahun 2014, ternyata saya sudah ikut mendukung pemerintah juga lho untuk mensukseskan Program Langit Biru yang sudah lama dicetuskan sejak kurang lebih 26 tahun yang lalu.
Jujur saya baru tau perihal program langit biru ini setelah menyimak webinar dan diskusi publik yang digelar oleh KBR (Kantor Berita Radio) dan YLKI dengan beberapa lembaga beberapa hari yang lalu melalui zoom dan youtube dengan tema 'Mendorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan dengan Program Langit Biru'.

Apa sih Program Langit Biru dan mengapa kita harus menggunakan BBM ramah lingkungan?  

Hmm, kalau kita melihat fenomena bencana alam yang terus menerus terjadi saat ini, saya yakin kita akan semakin peduli lagi untuk menjaga lingkungan dan melindungi bumi ini dari kerusakan. Coba deh perhatikan, perubahan iklim ini dampaknya sangat-sangat mengkhawatirkan, terutama pada alam dan kehidupan kita manusia, salah satu yang paling terasa adalah bencana alam seperti tanah longsor, banjir, polusi udara yang kotor dan yang paling mengerikan adalah kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan dan kekurangan air bersih.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak dari perubahan iklim, melakukan hal-hal sederhana seperti mengurangi penggunaan sampah plastik, membuang sampah pada tempatnya, memanfaatkan energi terbarukan untuk mengganti energi listrik dan mengurangi penggunaan BBM dari energi fosil yang tidak ramah lingkungan yang menjadi penyebab utama polusi udara dan kerusakan lingkungan.

Hal yang harus kita ketahui polusi udara tidak hanya tentang udara bersih yang kita konsumsi/hirup saja, namun berdampak terhadap air, terhadap tanah yang dibawa oleh air hujan sehingga menyebabkan lingkungan menjadi rusak.

Dan Program Langit Biru ini bertujuan untuk mengantisipipasi krisis lingkungan akibat polusi udara yang dicetuskan oleh barang tidak bergerak atau barang bergerak. Salah satunya dengan menerapkan penggunaan BBM ramah lingkungan. 

langit biru

Namun sayangnya penggunaan BBM dari energi fosil di negara kita masih sangat tinggi, 75 persen polusi udara disebabkan oleh hal ini. Sedangkan dampaknya sangat serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu kita harus melakukan perubahan.

Karena mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan udara yang bersih itu adalah salah satu hak kita sebagai warga negara yang dijamin oleh konstitusi dan undang-undang. Pemerintah pusat dan pemerindah daerah wajib untuk melindungi dan mewujudkan kebijakan mendapatkan lingkungan yang sehat. Dan kita pun sebagai warga negara harus ikut mendukung hal ini. Jadi semuanya harus bekerjasama dan bersinergi.

Dan sadar nggak sih, di awal-awal pandemi covid-19 tahun lalu, karena berkurangnya mobilitas orang-orang keluar rumah karena PSBB, efeknya kualitas udara di Jabodetabek mengalami perubahan, alias polusi udara nya sedikit menurun. Hal ini dipastikan karena berkurangnya lalu lalang kendaraan bermotor yang digerakkan oleh BBM. Padahl polusi udara yang disebabkan kesalahan kita sendiri ini menjadi the real pandemy yang sangat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kita semua.

BBM kotor dari bensin premium dan solar itu menjadi pemicu krisis udara bersih yang dialami dunia dan Indonesia saat ini. Nah, untuk itulah pemerintah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas karbon penyebab krisis udara bersih dengan membuat Program Langit Biru dengan mewujudkan jenis BBM ramah lingkungan berstandar Euro 2.

Seperti yang saya bilang awal-awal paragraf, secara nggak sadar selama ini saya sudah mendukung program pemerintah ini untuk mewujudkan langit biru. Yaitu menggunakan BBM Pertamax yang ramah lingkungan pembelian untuk kendaraan bermotor saya. 

Sejak awal saya diberi tahu untuk menggunakan BBM Pertamax adalah baik untuk mesin motor agar tidak gampang rusak, memang sih harganya sedikit lebih mahal dibanding harga BBM lainnya seperti bensin premium. Tapi efek jangka panjangnya itu benar-benar saya rasakan. Sejauh ini, motor saya nggak banyak mengalami kerusakan. Ternyata Pertamax yang saya gunakan selama ini adalah BBM yang ramah lingkungan. Saya happy banget mengetahui hal ini, setidaknya pilihan saya menggunakan BBM bisa mengurangi dampak krisis udara bersih dan kerusakan lingkungan.

Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan produk bahan bakar minyak yang bisa dipilih masyarakat yaitu dengan nilai oktan yang tinggi. Semakin tinggi nilai oktan pada bahan bakar minyak, semakin kecil kemungkinan untuk menghasilkan residu.

Berikut bahan bakar minyak yang dikeluarkan Pertamina yang bernilai oktan tinggi;

- Premium (nilai oktan 88)
- Pertalite (nilai oktan 90)
- Pertamax (nilai oktan 92)
- Pertamax Turbo (nilai oktan 98)

Jadi, sekarang ini pilihan untuk menjaga lingkungan dengan menggunakan BBM ramah lingkungan ada pada kita sebagai konsumen. Pemerintah sudah membuat program yang baik untuk menjaga udara dan langit tetap biru. Sekarang tugas kita semua sebagai warga negara untuk membantu mewujudkannya, yaitu dengan menerapkan langkah 5M.

Langkah 5 M Untuk Mendukung Program Langit Biru:

  1. Menolak pakai premium lagi seperti yang sudah saya lakukan sejak dulu.
  2. Meminimalisi berpergian dengan kendaraan pribadi untuk mengurangi emisi gas buang pada mobil.
  3. Manfaatkan media sosial dan blog untuk mengajak masyarakat lainnya untuk menggunakan BBM ramah lingkungan.
  4. Momen lepas kangen sebagai wadah untuk mengedukasi keluarga besar mengenai informasi BBM ramah lingkungan.
  5. Mendoakan pihak-pihak terkait dan diri sendiri dalam mewujudkan dan menjalankan program langit biru agar terlaksa dengan baik dan lancar.

Well, langkah-langkah di atas sebenarnya sederhana sekali ya, namun jika kita tidak ada usaha untuk mencobanya dan komitmen melaksanakannya, program apapun yang direncanakan tidak akan berjalan.

Jadi, kebaikan lingkungan ke depannya itu bergantung pada kita semua sebagai manusia, makhluk hidup yang punya akal dan pikiran. Kalau kita yang bisa berpikir dan yang hidup saat ini masih mengabaikan tentang pentingnya menjaga lingkungan. Apa yang akan terjadi pada kehidupan mendatang? Yakin, kita masih bisa menikmati kehidupan yang nyaman dan tentram tanpa ketakutan  atau kekhawatiran pada kejadian alam yang nggak kita inginkan?

Semua pilihan itu ada di tangan kita. Jadi, ayooo semangat demi langit biru yang indah dipandang dan udara yang sejuk dihirup.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin