Tuesday, 9 February 2021

Mencoba Bisnis Startup di Masa Pandemi

Jika mendengar kata startup, yang terlintas di pikiran kita pasti judul drama Korea yang tahun lalu pernah membuat semua orang termotivasi untuk mencoba memulai dan mengembangkan bisnis startup juga. Tapi seperti yang diceritakan di dalam drama series tersebut, nggak semua orang bisa dan mampu untuk bertahan dalam menjalankan bisnis startup. Banyak sekali proses yang musti dilewati dan nggak semua bakat yang ada bisa dikerjakan oleh seseorang yang memiliki bakat tersebut. 

startup
startup. pic: pexels

Kita harus pandai-pandai beradaptasi di tengah kondisi yang nggak menentu seperti saat ini. Banyak bisnis yang gulung tikar karena disebabkan oleh berbagai persoalan dari internal maupun eksternal dan lainnya. Kita nggak pernah bisa memprediksi secara akurat bagaimana perkembangan ekonomi ke depannya. Tapi kita bisa mempelajarinya, sehingga pelan-pelan kita bisa tau bagaimana kita bersikap dan menghadapi setiap tantangan yang ada. Begitu yang saya baca dari artikel yang dibagikan oleh ahli bisnis saat ini.

Dan sekarang iklim usahanya selalu dikaitkan dengan teknologi digital, setiap bisnis yang berjalan dicari caranya bagaimana agar bisa berjalan pula secara online. Tapi mungkin kita lupa, di Indonesia khususnya, internet itu belum merata. Sehingga untuk setiap transaksi masyarakatnya masih mengandalkan cara tradisional. Terutama di daerah-daerah yang belum melek teknologi.

Hal ini menjadi tantangan besar untuk bisnis startup ke depannya, bagaimana mengelola bisnis di masa pandemi yang bisa berjalan secara offline dan online.

Dan jika ingin berkata jujur, saya nggak banyak tau tentang bisnis start up itu seperti apa. Namun dilihat dari artinya, startup secara literasi artinya adalah rintisan. Jadi untuk bisnis startup adalah bisnis rintisan. Bisnis yang diharapakan dapat menjadi perusahaan besar dan bisa menguasai pasar secara cepat dan meluas. Bisnis yang dimulai dari nol yang mengutamakan ide-ide baru untuk dikembangkan untuk menjawab persoalan dan kebutuhan dari masalah konsumen yang belum ada sebelumnya.

Di Indonesia yang terlihat nyata dari bisnis startup yang sudah sukses ini adalah ojek/taksi online seperti gojek, delivery makanan, toko yang dijalankan secara online. Yang secara nyata sangat bermanfaat sekarang di masa pandemi, ketika orang-orang diharuskan untuk stay di rumah saja. Pengembangan aplikasi-aplikasi yang sudah berkembang ini sudah membantu banyak masyarakan dalam melakukan pekerjaan dan kegiatan lainnya.

Mencoba Bisnis Startup di Masa Pandemi

Dan sekarang, ide-ide untuk memulai bisnis semakin berkembang, tak terbatas hanya pada yang mengandalkan teknologi saja, tapi usaha-usaha kecil menengah punya potensi yang sama untuk menjadi besar dan berkembang. Seperti halnya bisnis kuliner. Sejak pandemi saya mulai berpikir untuk punya usaha sendiri, mencoba mengenalkan kuliner tradisional ke masyarakat yang sekarang ini lebih menggilai makanan kuliner dari luar seperti Korea, Jepang, dll. Saya ingin lebih mengenalkan dan melestarikan kekayaan kuliner dan budaya di dalam negeri, terutama kepada anak-anak jaman sekarang, generasi Z.

Namun, memulai bisnis kuliner ini punya tantangan yang cukup berat, karena persaingannya juga banyak. Tapi melihat pangsa pasar saat ini dimana konsumen yang lebih sering memesan makanan secara delivery online, ini menjadi kesempatan yang bagus untuk mencobanya.


 

Di awal-awal pandemi saya mencoba satu resep kuliner tradisional, Nasi Tutug Oncom, nasi yang dicampur oncom khas orang Sunda, Jawa Barat. Setelah saya mencoba berikan tester ke beberapa teman, mereka mengatakan rasanya cukup memuaskan dan bisa mengobati rasa kangen dengan masakan tradisional. Dan menyarankan untuk saya mencoba menjualnya dengan cara membuat pesanan sesuai orderan saja. 

printer deskjet series 2335
Pic from hp

Menarik ya, dari situ saya mulai mencari tau apa saja yang perlu dipersiapkan. Yang pertama adalah branding, membuat nama usahanya terlebih dahulu. Lalu membuat label / stiker yang akan ditempel di wadah makanan. Untuk mencetak label ini saya memerlukan mesin printer yang bagus, biar hasilnya juga memuaskan. Jadi saya memilih Deskjet Series 2335 printer multifungsi sebagai perangkat all-in-one yang bisa digunakan untuk mencetak, memindai (scan) dan memfotokopi. Printes ini bisa terhubung dengan aplikasi di smartphone. Jadi untuk cetak foto bisa langsung dikirim dari hp.

Tapi nggak semudah itu memang memulai bisnis startup apalagi di bidang kuliner. Karena butuh kesabaran dan nggak bisa sekali 'jalan' langsung berhasil. Butuh waktu dan proses terutama soal rasa yang panjang hingga bisa mendapatkan pelanggan setia dan dikenal pecinta kuliner. Begitupun untuk bisnis startup lainnya. Kita harus melalui kegagalan terlebih dahulu.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin