Setiap tahunnya, setiap tanggal 25 Januari, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional, dan tahun ini Hari Gizi Nasional yang ke-61mengusung tema, "Remaja Sehat Bebas Anemia". Tema ini diharapkan komitmen kita semua untuk dapat saling mendukung dan bekerjasama untuk meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia dengan memperbaiki gizi remaja melalui penanggulangan anemia.
Remaja, scr;google. |
Peringatan Hari Gizi Nasional ini sudah ada sejak awal-awal Indonesia merdeka, tujuannya tentu saja untuk memperbaiki gizi masyarakat Indonesia, yang pada saat itu kondisi gizinya kurang baik. Setiap tahun pula perayaan Hari Gizi Nasional dimaknai dengan keseriusan pemerintah untuk mengajak seluruh masyarakan sadar akan pentingnya kebutuhan asupan gizi untuk tumbuh kembang anak.
Seperti yang kita tahu, masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh keberhasilan kita semua dalam mendidik dan memberikan kehidupan juga hak anak dan remaja.
Namun, Indonesia masih punya beban ganda yang harus dihadapi dalam permasalahan gizi. Pertama, tingkat prevalensi stunting di Indonesia masih tinggi, wasting dan obesitas serta kekurangan gizi mikro terutama anemia juga masih menjadi tantangan besar Indonesia untuk memperbaikinya.
Di Indonesia tingkat prevalensi anemia remaja mencapai 30%, ini berdasarkan Riskedas 2018, yang artinya 3-4 dari 10 remaja Indonesia mengalami anemia. Banyak penyebabnya, mengapa remaja Indonesia bisa menderita anemia, salah satunya dipengaruhi oleh gizi buruk, kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal, ditambah orang Indonesia itu aktifitas fisiknya kurang, gaya hidup sehatnya masih kurang. Apalagi di masa pandemi seperti saat ini.
Pemerintah melalui Kementrian Kesehatan melakukan berbagai cara untuk menanggulangi dan mencegah anemia. Seperti pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja dan ibu hamil yang rentan dengan masalah ini. Termasuk memberikan edukasi dan promosi tentang gizi seimbang, hidup bersih dan sehat.
Tapi, apa sih anemia itu?
Anemia adalah keadaan atau kondisi dimana konsentrasi HEMOGLOBIN (Hb), yang berada di dalam sel darah merah, lebih rendah dari yang seharusnya. Hb merupakan pembawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh termasuk ke otak dan tubuh, jadi bila Hb rendah, oksigen yang dibawa ke jaringan tubuh akan terhambat atau kekurangan oksigen. Ini yang menyebabkan seseorang akan menjadi seperti tak bertenaga.
Anemia sendiri bisa ditandai dengan berbagai gejala seperti berikut:
- Lemah, letih, lesu, lelah dan mudah lalai
- Kulit pucat/kekuningan, detak jantung tidak teratur, nafas pendek, sakit dada, tangan dan kaki terasa dingin, saki kepala dan merasa pusing (berputar-putar/berkunang-kunang).
Seperti yang sudah disebutkan di atas, anak dan remaja Indonesia akan menjadi penopang untuk masa depan bangsa, bila masalah kesehatan remaja dan ibu terutama anemia ini tidak diatasi dan solusinya sejak dini, tentu akan berpengaruh di kehidupan yang akan datang.
Dampak anemia pada remaja akan berakibat menurunnya produktivitas dan prestasi mereka di sekolah maupun di lingkungan lain. Sedangkan bila anemia terjadi pada ibu hamil, bisa menyebabkan pertumbuhan bayi dan resiko kesehatan lain yang akan terganggu, dari sejak masih janin dan nanti setelah si bayi lahir.
Penyebab utama anemia bisa terjadi karena 2 hal; rendahnya asupan zat gizi yang penting dikonsusmi untuk tambah darah (zat besi, asam folat, vitamin B12 dan Vitamin A). Dan juga meningkatnya pengeluaran dari zat gizi (seperti pendarahan karena cacingan, atau dari penyakit lainnya). Di remaja putri, anemia bisa terjadi oleh siklus menstruasi yang tidak diimbangi dengan asupan gizi. Di Indonesia, anemia terjadi sebagian besarnya disebabkan oleh defisiensi/kekurangan zat besi.
Untuk itulah pemerintah melakukan program pencegahan terjadinya anemia pada remaja Putri Indonesia, di antaranya:
- Praktekkan pola makan bergizi seimbang
- Mengonsumsi Tablet Tambah Darah sesuai anjuran, hal ini dikarenakan sebagian masyarakat Indonesia sedikit atau masih sangat jarang makan pangan dari sumber hewani.
- Menjaga kebersihan lingkungan (kecacingan dapat menyebabkan anemia)
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin