Di masa pandemi covid seperti sekarang, kita memang harus kerja ekstra untuk menjaga kesehatan, karena kita nggak pernah tau di sekeliling kita, orang-orang yang ada di sekitar kita, benda-benda yang sering kita sentuh terpapar bakteri, virus atau tidak. Kalau misal selama ini malas bersih-bersih rumah, malas mandi, malas nyuci perabotan yang sering disentuh tangan, dan hal lainnya. Sekarang semua itu harus diubah. Jadi rajin bersih-bersih itu udah jadi hal wajib yang nggak boleh ditinggalin saat ini. Karena semakin hari kasus covid ini bukannya semakin berkurang, tapi justru pelan-pelan jadi bertambah tapi nggak ketahuan.
Sementara orang-orang mulai abai, lupa untuk menjaga protokol kesehatan. Karena merasa sudah aman-aman saja. Padahal aslinya ya virus-virus di luaran sana masih bertebaran, nggak keliatan tapi tetap menggerogoti. Nggak cuma soal virus Corona yang sedang viral dan ditakuti, tapi banyak penyakit lainnya yang bisa menyerang kita diakibatkan dari mikro organisme yang ada di sekitar kita, seperti influenza, tubercolosis dan lainnya.
Bermacam-macam penyakit terutama akibat Covid-19 ini jadi memicu kita untuk lebih aware lagi dengan kesehatan, mengubah kebiasaan baru kita dalam menjalani kehidupan, serta mengikuti berbagai protokol kesehatan yang disarankan untuk menjadi benteng penyebaran virus lebih luas lagi.
Salah satu yang punya peran penting dalam menangkal virus adalah pemberian disinfektan, yang fungsinya memiliki kemampuan untuk membunuh mikro-organisme penyebab penyakit.
Selama ini saya mengetahui disinfektan adalah berupa bahan kimia, namun setelah mengikuti webinar, yang diselenggarakan oleh Signify - perusahaan pemimpin dunia di bidang pencahayaan, pada Selasa 25 Agustus 2020 yang lalu dengan tema; Sinar UV-C Kawan atau Lama. Saya mendapatkan pengetahuan baru tentang pemanfaatan teknologi UV-C sebagai disinfektan.
Sinar UV atau sinar Ultraviolet kini semakin banyak digunakan masyarakat sebagai disinfektan dalam mencegah penyebaran virus maupun penyakit yang membahayakan kesehatan. Untuk itulah Signify menggelar diskusi virtual ini agar masyarakat lebih ter-edukasi lagi dalam keselamatan menggunakan teknologi Sinar UV-C, bagaimana cara yang aman saat dipakai ole di masyarakat.
Diskusi virtual ini sendiri menurut perwakilan dari Signify, Rami Hajjar (Country Leader Signify Indonesia) untuk mengajak masyarakat lebih peduli lagi dalam memahami produk Sinar UV-C terkait kewaspadaan dan penggunaannya. Oleh karenanya, diskusi virtual ini menjadi penting agar kita sebagai konsumen bisa memilih produk UV-C dan mengetahui aspek keselamatan dalam penggunaan sehari-hari.
Diskusi online kemarin itu menghadirkan para ahli di bidangnya, di antaranya ada Dr. Herman Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ahli Kesehatan Masyarakat. Pak Herman kemarin menjelaskan bahwa sebenarnya Covid-19 ini hanyalah puncak gunung es dan mewakili sekitar 66% hingga 73% dari kasus yang ada. Masih banyak penyakit menular lainnya yang perlu diperhatikan disebabkan mikro-organisme dan juga penanganannya.
Nah, dari yang dijelaskan, menurut Pak Herman, ada 4 faktor utama yang harus diperhatikan dalam permasalahan kesehatan masyarakat;
- Kapasitas layanan kesehatan
- Tingkat kesadaran perilaku publik
- Kebersihan lingkungan, dan
- Permasalahan bawaan atau turunan
Dari 4 faktor di atas, kebersihan lingkungan itu menjadi poin penting untuk mengukur dan menentukan kesehatan seseorang itu seperti apa. Dari situ kita bisa melihat kesadaran dan perilaku hidup sehat di masyarakat itu bagaimana. Bayangkan jika lingkungan yang tak bersih/sehat, berapa banyak mikroorganisme yang ada di sekitar kita. Maka penting untuk kita menjaga pola hidup bersih dan sehat agar bisa berdampingan dengan mikro organisme ini.
Sinar UV-C Kawan atau Lawan?
Salah satu yang saya ketahui dari hasil diskusi virtual kemarin itu adalah tentang Sinar UV-C yang bisa menjadi disifenkan, untuk mengurangi DNA mikro-organisme seperti bakteri, virus yang membahayakan kesehatan, terutama di masa pandemi sekarang dengan Covid-19. Sinar UV-C bisa menjadi disinfektan untuk mengurangi penyebaran virus.
Oleh karenanya, upaya dalam mendukung pola hidup bersih dan sehat dan menghindari datangnya virus salah satunya dengan menfaatkan rekayasa teknologi pencahayaan, yaitu Teknologi UV-C.
Apa itu Sinar UV-C?
Dijelaskan oleh Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc (Kepala Rekayasa Fotonika) yang menjadi salah satu narasumber dalam diskusi virtual hari itu, Sinar UV-C yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata ini memiliki potensi dalam penyebaran virus Covid-19. Namun kita juga harus mengetahui bahaya yang disebabkan apabila Sinar UV-C mengenai tubuh kita secara langsung.
Dr. Aulia mengatakan, ada yang disebut dengan interaksi antara cahaya dengan materi biologis. Jadi ketika ada cahaya yang masuk dan terhalang materi, cahaya tersebut akan menembus ke dalam materi tersebut. Dan jika kita terpapar langsung oleh sinar UV-C dan menembus jaringan (kulit), ini bisa menyebabkan kerusakan jaringan, bisa menyebabkan iritasi, ruam dan sensasi terasa terbakar, tumor hingga kanker, sementara kalau terkena mata secara langsung, bisa menyebabkan katarak.
Lalu bagaimana seharusnya penggunaan teknologi sinar UV-C agar tepat menjadi disinfektan sebagai upaya dalam mengurangi penyebaran virus namun tetap aman untuk manusia?
Dr. Aulia menyebutkan, selama pengguna bisa berhati-hati dan mematuhi cara pemakaian yang tertera dalam produk teknologi Sinar UV-C dan tidak terkena paparannya secara langsung, penggunaan sinar UV-C sebagai alat disinfektan tidak menimbulkan bahaya pada kesehatan. Ruangan, permukaan, maupun benda yang sudah didisinfektan dengan sinar UV-C bisa langsung digunakan kembali setelah lampu UV-C dimatikan atau dalam keadaan tidak beroperasi, dan selama penggunaan dengan dosis yang tepat.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunana sinar UV-C sebagai disinfektan;
- Banyak cahaya (iradiansi yang diterima permukaan yang akan disinari)
- Jarak sumber cahaya dengan objek penyinaran
- Lama penyinaran
Teknologi Sinar UV-C bisa menjadi salah satu pilihan disinfektan non kimia yang efektif yang bisa digunakan di berbagai tempat (ruangan) maupun di tempat umum. Namun, meski teknologi sinar UV-C membantu mengurangi penyebaran penyakit menular yang disebabkan mikro-organisme, kita sebagai konsumen harus tetap cerdas untuk terus mencari tau lebih banyak lagi penggunaan teknologi Sinar UV-C.
Karena walaupun kita sudah menggunakan sinar UV-C untuk mendisinfeksi ruangan ataupun permukaan benda, bukan berarti kita bebas untuk mengabaikan metode pembersihan lainnya.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin