Semakin ke sini, dunia semakin disibukkan dengan banyaknya penyakit yang datang menyerang tubuh manusia, entah itu penyakit menular maupun yang tidak menular. Apalagi sekarang, semakin tak terbendung. Banyak rumah sakit menerima pasien dengan keluhan penyakit yang beragam, yang complicated. Bahkan dokter-dokter yang menangani penyakit tersebut ada saja yang tidak bisa mendiagnosa lebih lanjut.
Sebagai manusia, tentu saja kita nggak mau terkena penyakit, terutama yang berat-berat yang konon susah disembuhkan, contohnya kanker. Satu penyakit yang paling ditakuti semua mahluk hidup di bumi ini. Penyakit kanker yang katanya belum ada obatnya. Mengingat banyak sekali kasus yang terjadi, penderita kanker yang susah diselamatkan, oleh karena penanganan yang terlambat.
Harusnya, hal itu nggak perlu lagi terjadi, di era arus informasi yang serba cepat seperti sekarang, pengetahuan mengenai kanker sudah bisa kita temukan melalui internet. Informasi tentang kanker, penyebab, pencegahan, pengobatan dan apapun bisa kita temukan dengan sekali ketik di halaman google. Banyak sekali artikel-artikel yang bisa kita baca. Atau bisa juga mengunjungi pelayanan kesehatan di sekitar kita, Rumah Sakit atau Puskesmas. Dari buku-buku ataupun media lainnya.
Untuk itulah, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mengajak teman-teman social media influencer untuk call to action, ikut turut serta mendengungkan, dan menyebarkan kembali informasi yang benar mengenai kesehatan, khususnya mengenai penyakit kanker, dan juga meningkatkan kepedulian terhadap penderita kanker. Dalam acara "Pertemuan Social Media Influencer Dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia" yang berlangsung di Hotel Manhattan, Jakarta, 4 Februari 2020.
Bertepatan itu pula, dunia memperingati Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) yang selalu diperingati setiap tanggal 4 Februari. Tema yang diangkat dalam World Cancer Day tahun ialah "I am and I Will" atau Saya Adalah Saya Akan. Yang artinya, kita semua berkomitmen untuk menjaga kesehatan tubuh demi melawan beragam penyakit yang datang, terutama oleh penyakit kanker.
Nyatanya, banyak dari kita masih belum paham apa itu kanker dan beragam permasalahan yang dialami oleh pasien, maupun calon pasien yang terdiagnosa penyakit kanker. Oleh sebab itu, dalam postingan kali ini, saya ingin 'menyalin' informasi yang dipaparkan nara sumber di acara kemarin.
Fakta Tentang Kanker
Sebelum membahas masalah penyakit kanker lebih lanjut, hal yang pertama harus kita ketahui ialah, apa itu kanker?
Kanker adalah satu penyakit yang disebabkan oleh sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, yang menyebabkan ia tumbuh tak terkendali, pembelahan selnya melebihi batas normal dan menyebar menyerang jaringan biologis di dekatnya. Dan sel-sel ini bisa bermigrasi melalui sirkulasi darah.
Kanker merupakan Penyakit Tidak Menular (PTM) namun bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak ataupun dewasa. Terbukti dari data yang disampaikan oleh dr. Cut Putri Arianie, MHKes (Direktur P2PTM). Kanker menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Dan kanker paling banyak dialami oleh perempuan, terutama kanker payudara dan kanker leher rahim. Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan sejak dini, Kanker juga paling banyak dialami di negara-negara berkembang. Kanker juga juga merupakan penyakit katastropik (penyakit-penyakit yang membutuhkan pengobatan biaya tinggi) setelah jantung.
Padahal kanker itu bisa dikatakan sebagai penyakit gaya hidup, kita bisa
mencegahnya dengan menjalani gaya hidup sehat. Menjauhi faktor-faktor
resiko penyebab penyakit kanker. Karena faktanya, 43% penyakit kanker bisa dicegah dengan melakukan deteksi dini.
Beberapa faktor risiko penyakit tidak menular yang tidak bisa diubah yaitu; usia, jenis kelamin dan genetik. Namun dari ketiga faktor risiko tersebut, ada yang bisa kita ubah untuk melakukan pencegahan datangnya penyakit tidak menular, yakni dengan mengubah gaya hidup, di antaranya;
Merokok, rokok salah satu penyebab risiko penyakit, terutapa kanker paru. Di Indonesia, rokok dijual bebas, anak kecil bahkan sudah pandai merokok, rata-rata orang Indonesia perokok aktif. Orang tua yang perokok faktanya menyebabkan stunting pada anak. Perokok pasif mendapat paparan asap rokok dan produk tembakau.
Kurangnya aktifitas fisik menjadi penyebab risiko PTM. Dengan banyak gerak, berolah raga, penyakit tidak akan mudah datang. Pola makan yang tidak sehat. Makanan yang terpapar zat karsinogenik/zat kimia, pemicu cepatnya penyakit kanker. Hindari 6P (Penyedap, Pewarna, Perasa, Pengawet (Pengasinan, Pengasapan).
Obesitas, kurangi konsumsi gula dan garam yang berlebihan. Lakukan diet dengan
memperhatikan gizi seimbang, perbanyak serat, makan sayur dan buah dan
banyak minum air putih. Obesitas juga disebabkan karena kurangnya aktifitas fisik. Darah tinggi dan diabetes diakibatkan tidak menjaga pla gaya hidup sehat.
Selain itu, polusi, paparan lingkungan berbahaya, paparan sinar ultra violet, konsumsi alkohol dan termasuk gonta ganti pasangan (seks bebas) juga merupakan faktor risiko penyakit tidak menular.
Ada 7 gejala yang harus kita perhatikan dan waspadai dan segera periksakan lebih lanjut ke dokter untuk memastikan dan dapat penangangan yang tepat, mengenai ada tidaknya kanker di dalam tubuh.
WASPADA:
- Waktu buang air besar/kecil dan perubahan kebiasaan atau gangguan
- Alat pencernaan terganggu dan susah menelan
- Suara seraka tau batuk yang tak sembuh-sembuh
- Payudara atau di tempat lain ada benjolan (tumor)
- Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifatnya menjadi besar dan gatal
- Darah atau lendir yang abnormal keluar dari tubuh
- Adanya koreng atau borok yang tidak mau sembuh-sembuh
Pemerintah melalui Kemenentrian Kesehatan melakukan 4 pilar berikut untuk untuk penanganan Penyakit Tidak Menular (PTM)
- Promosi Kesehatan.
Dengan memberikan edukasi, informasi yang akurat terkait penyakit, diharapkan masyarakat Indonesia bisa lebih aware lagi mengenai PTM. - Deteksi Dini.
Dengan mengetahui faktor risiko, masyarakat bisa deteksi sejak dini dengan sadari atau melakukan tes IVA ke puskesmas yang ada di daerah masing-masing - Perlindungan Khusus.
Untuk anak-anak, bisa melakukan imunasi HPV atau Rubella, untuk mencegah datangnya virus masuk ke tubuh. - Penanganan Khusus.
Pasien butuh tindakan penanganan khusus jika terdiagnosa salah satu penyakit tidak menular. Agar tidak berakibat yang lebih parah.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya penuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan penyakit tidak menular maupun penyakit lainnya. Di antaranya;
- Mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK). Alokasi dana ini untuk ketersediaan alat kesehatan penunjang di kabupaten maupun di kota. Sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh musti berobat ke luar negeri atau mencari tempat lain.
- Mengalokasikan Dana Dekontruksi, untuk pelatihan petugas, agar dapat lebih terampil dan tepat dalam menangani setiap masalah.
- Sosialisasi/diseminasi, dengan cara memberikan edukasi dan informasi yang tepat kepada masyarakat mengenai kesehatan
- Penguatan Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) di Puskemas, klinik maupun Rumah Sakit.
- Pendampingan/Bimbingan Teknis, pemerintah terus memberikan pendampingan/bimtek bagi para pengelola program di dinas kesehatan.
- Kemitraan/Pemberdayaan Masyarakat, yang melibatkan berbagai lintas sektor sebagai penggerak untuk meningkatkan awareness terhadap suatu penyakit.
Sebagai kesimpulan, setiap penyakit bisa dicegah, termasuk penyakit kanker sekalipun, dengan cara mengenali dan melakukan pencegahan faktor risiko melalui perubahan perilaku dan gaya hidup kita selama ini, dari yang tidak sehat menjadi gaya hidup sehat. Rajin olah raga dan mengurangi makanan-makanan yang berisiko penyakit.
Dibutuhkan juga peran dari berbagai lintas sektor di luar bidang kesehatan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Termasuk peran penuh Pemerintah Daerah untuk secara optimal mendukung program yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dalam mewujudkan masyarakat sehat.
Simplenya, kita bisa melakukan langkah/perilaku CERDIK sebagai pencegahan segala penyakit.
Cek esehatan secara rutin
Enyahkan asap rokok
Rajin aktivitas fisik
Diet seimbang
Istirahat cukup
Kelola stres
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin