Thursday, 5 December 2019

Pemanfaatan Data Gender dan Anak Untuk Memajukan Indonesia

Gender bukan hanya membahas tentang perempuan saja, namun juga membahas tentang laki-laki di dalamnya. Dan isu gender ternyata nggak akan ada habisnya jika dibahas, terutama di Indonesia, dengan harapan pembahasan mengenai kesetaraan gender di negara kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik dengan menyeimbangkan porsi antara laki-laki dan perempuan dengan semestinya. 

Namun nyatanya masih saja ada yang belum sepenuhnya percaya akan kemampuan perempuan menjadi penggerak dalam membangun bangsa. Bukan, bukan soal masuknya perempuan dalam dunia politik atau pemerintahan saja, tapi bagaimana perempuan sangat punya andil besar untuk kemajuan bangsa dengan pengaruhnya dari berbagai sektor maupun faktor.
Pun kita tahu, anak-anak adalah generasi penerus bangsa, di tangan mereka inilah nantinya negara akan dipegang. Kemajuan suatu bangsa utamanya Indonesia akan ditentukan, bergantung bagaimana kehidupan anak-anak ini sekarang seperti apa. Begitupun dengan perempuan, yang tugasnya menjadi seorang Ibu, guru pertama dalam pendidikan anak-anak Indonesia.



Perempuan dan anak, perlindungan dan haknya harus terpenuhi dan dijaga. Dan rasanya menyenangkan saya bisa mendengarkan pemaparan tentang data statistik Perempuan dan Anak dalam Seminar Publikasi Data dan Informasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Hotel Borobudur, 3 Desember 2019 lalu yang diselenggarakan Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) yang bekerja sama dengan Badan Data Statistik (BPS) dengan tema, " Data gender dan Anak memajukan Indonesia".

Kerjasama ini berhasil menyusun data dan informasi mengenai pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak yang dipublikasikan dalam 4 buku, di antaranya;
  1. Profil Perempuan Indonesia 2019
    Diketahui, Angka Melek Huruf (AMH) perempuan usia 15 tahun ke atas lebih rendah dibanding laki-laki. Padahal kemampuan membaca dan menulis merupakan hal yang paling mendasar dari sebuah pendidikan. Kualitas SDM menurut jenis kelamin bisa dilihat dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. Dan persentase tingkat tidak tamat sekolah perempuan Indonesia lebih tinggi juga dibanding laki-laki.
  2. Profil Anak Indonesia 2019
  3. Pembangunan Manusia Berbasis Gender
  4. Kajian Ketimpangan Kesempatan Anak Terhadap Pelayanan Kebutuhan Dasar di Indonesia
Dari yang disampaikan oleh Ibu Pribudiarta Nur Sitepu (Sekretaris Kemen PPPA) dalam sambutan pembukaan seminar hari itu, data dan informasi yang dipublikasikan ini diharapkan dapat mengubah pola pikir masyarakat akan isu gender dan anak. Dan juga bagaimana menyikapi kondisi perempuan dan anak yang ada di Indonesia. Dengan adanya data dan informasi yang dipublikasikan ini juga, diharapkan dapat membuka wawasan dalam penyusunan perancangan program, kegiatan, kebijakan juga anggaran yang responsif gender dan peduli anak. 


Data yang dipublikan inipun bisa menjadi bahan evaluasi apakah pemerintah sudah berhasil mengelola sumber daya manusia (SDM) atau belum, dan untuk mengetahui berbagai dampak dari kebijakan dan pembangunan baik untuk laki-laki, perempuan maupun anak. Untuk itulah, kesadaran dan komitmen semua pihak sangat diperlukan dalam peningkatan pemanfaatan data gender dan anak untuk pembangunan Indonesia, yang menjadi tujuan visi dan misi Presiden 2019-2024. 

Dan berikut lima (5) isu prioritas yang menjadi fokus pembangunan PPPA berdasarkan arahan Presiden RI:
  • Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan
  • Peningkatan peran ibu dalam pendidikan anak
  • Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak
  • Penurunan pekerja anak
  • Pencegahan perkawinan anak
Salah satu prioritas kerja misi presiden ialah Pembangunan SDM, yakni guna meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Di antaranya;
  1. Tanpa Kemiskinan
    Mengakhiri segala bentuk kemiskinan dimanapun. Yang targetnya pada tahun 2030 Indonesia menjamin semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya ekonomi. Serta punya hak yang sama dalam mengakses pelayanan dasar. Seperti pendidikan dasar (SD dan SMP).
  2. Tanpa Kelaparan
    Target yang sama di tahun 2030, Indonesia dapat mengurangi angka masalah kekurangan gizi penyebab stunting pada anak. Serta memenuhi semua kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui juga manula.
  3. Kehidupan yang Sehat dan Sejahtera
    Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia dari semua usia. Dari data Susenas tahun 2018, 3 dari 10 perempuan Indonesia masih mengalami keluhan kesehatan.
  4. Pendidikan Berkualitas
    Menjamin pendidikan yang inklusif dan merata serta meningkatkan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua. Survey sosial ekonomi nasional (susenas) 2018, menurut jenjang pendidikan, anak putus sekolah pada jenjang SMA lebih tinggi dan kebanyakan di pedesaan, mungkin terkendala biaya(?). Dan persentasenya, anak putus sekolah laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
  5. Kesetaraan Gender
    Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan. Data Indikator Pembangunan Manusia (IPM) menunjukkan, upaya peningkatan kesetaraan gender di Indonesia selisihnya semakin menipis setiap tahunnya. Peningkatan ini semakin terlihat dari perkembangan Indeks Pemberdayaan Gender (IPG). Ada sekitar 17,32% perempuan yang berada dalam parlemen, untuk tenaga profesional, manajer atau teknisi menunjukkan angka 47,02%. Sedangkan sumbangan pendapatan perempuan sebanyak 36,70%.
  6. Perdamaian Keadilan dan Kelembagaan Yang Tangguh
    Menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan untuk semua, serta membangun kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.
Dari yang disampaikan juga oleh Ibu Pribudiarta, perekonomian di Indonesia ini masih didominasi oleh laki. partisipasi angkatan kerja perempuan masih rendah dibanding laki-laki, begitupun untuk upah gaji perempuan. Pada tahun 2017, IDG Indonesia berada di nomor 9 dari 10 negara ASEAN. Yang itu berarti, keseteraan pembangunan perempuan di Indonesia jauh tertinggal dibanding negara ASEAN lainnya. Tapi positifnya, setiap tahunnya pembangunan gender di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin