Laman

Saturday, 5 October 2019

Wake Up Wakaf Cara Dompet Dhuafa Kenalkan Wakaf Pada Milennials

Setelah tahun 2015 lalu saya merasa takjub melihat sebuah bangunan Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa yang dibangun dari uluran tangan-tangan orang baik yang ada di Parung, Bogor. Kemarin hari Rabu tanggal 2 Oktober 2019, saya akhirnya kembali ke kawasan Zona Madina Dompet Dhuafa. Bukan untuk berobat atau sebagai pasien rumah sakit. Tapi saya kembali bersama teman-teman blogger yang berjumlah kurang lebih 50-an orang untuk sebuah acara Blogger Meet Up Wake Up Wakaf yang bertempat di Smart Ekselensia Indonesia Dompet Dhuafa, sebuah sekolah yang dibangun atas dana wakaf jutaan orang. Sebuah acara yang membuat saya sedikit banyak menjadi tau apa itu Wakaf. Temanya sendiri Wakaf Produktive and Sharing Sesiaon and Visit. Yup, tujuan acara ini memang sebagai sosialisasi mengenai Wakaf.


Cuaca panas, berdebu dan jarak ke lokasi acara yang lumayan jauh dari pusat kota, nggak sedikitpun membuat teman-teman merasa berat untuk melangkah ke sana. Karena kita tau, bahwa acara Blogger Meet Up Wake Up Wakaf kali ini sangatlah menarik dan bermanfaat, bukan untuk orang lain, tapi utamanya adalah untuk diri sendiri. Mengikuti acara Blogger Meet Up Wake Up Wakafa kemarin jadi semacam vitamin yang membuat tubuh ini punya semangat baru untuk terus melangkah, melakukan dan bergerak untuk membantu sesama. Terutama saudara-saudara yang membutuhkan uluran tangan kita.

Selama ini, mungkin kebanyakan kita nggak begitu tau apa itu arti Wakaf sebenarnya itu apa, mungkin hanya sekedar tau bahwa wakaf itu merelakan atau menyerahkan sebagian harta bendanya bisa dimanfaatkan untuk orang banyak, yang penggunaannya untuk selamanya atau dengan jangka waktu sesuai perjanjian. Misal untuk kepentingan rumah ibadah atau kesejahteraan umum lainnya sesuai syariah (wikipedia). Padahal. Wakaf itu punya arti yang begitu luas. Wakaf sendiri ada beberapa macam yang terbagi menjadi 2 segi, di antaranya:
  • Dari Segi Sasaran
    - Wakaf Publik ditujukan untuk masyarakat umum
    - Wakaf Privat (keluarga) ditujukan kepada keluarga pewakaf (wakif)
    - Wakaf Musytarak, gabungan antara Wakaf Publik dan Wakaf Privat
  •  Dari Segi Waktu
    - Wakaf selamanya (abadi) misalnya wakaf tanah
    - Wakaf sementara, yaitu wakaf yang dibatasi waktunya oleh usia harta atau kemauan pewakaf
  • Dari Segi Penggunaan
    - Wakaf langsung, seperti Masjid, Sekolah, Rumah Sakit, dll
    - Wakaf investasi, yaitu harta wakaf diusahakan didatangkan untuk mendatangkan surplus dimana surplus tersebut yang dimanfaatkan sesuai sasaran wakaf.
Dari apa yang dijelaskan Pak Bobby P Manullang, GM Mobilisasi Wakaf Dompet Dhuafa yang hadir di acara kemarin dan menjelaskan materi tentang Wakaf. Selama ini kita terperangkat mengenai Wakaf dari 3 artian saja. Pertama, Wakaf itu hanya untuk orang kaya yang kelebihan harta. Kedua, Wakaf harus ditunaikan dalam jumlah besar, dan ketiga ini akhirnya membuat kita menunda untuk melakukan Wakaf. Ntar-ntar aja deh tunggu saya mampu dulu. Seringnya kita berpikir seperti itu. Padahal, jika kita sensitif dengan isu-isu kemanusian, wakaf ini seperti menjadi sarana kewajiban kita untuk bisa saling tolong menolong.

Padahal, untuk berwakaf nggak perlu menunggu kita kaya atau kita mampu dan berlebihan harta. Karena Dompet Dhuafa punya Gerakan Sejuta Wakif (pihak yang memberikan Wakaf) yang bisa kita salurkan melalui. Kita bisa ikut dalam gerakan ini, menjadi wakif yang dimulai dengan mewakafkan uang Rp. 10.000 saja. Namun, coba kita pikirkan, jika gerakan ini dilakukan oleh jutaan orang. Berapa jumlah dana yang akan didapat. Yang manfaatnya bisa digunakan oleh orang banyak.

Jika sekiranya kita belum mampu memberikan materi berlebih, namun setidaknya kita bisa memberikan informasi yang berguna untuk orang-orang, terutama pembaca blog ini tentang apa dan bagaimana cara kita melakukan Wakaf dengan cara yang sangat sederhana, yang bisa dilakukan oleh semua orang, termasuk kalangan milennials saat ini. Karena Wakaf sendiri akan mengikuti perkembangan kehidupan, nggak melulu soal harta benda, tapi dengan uang yang sedikit, kita juga sudah menjadi Wakif.

Contohnya sudah ada, sudah banyak. Rumah Sakit Sehat Terpadu Dompet Dhuafa dan Smart Ekselensia Indonesia salah satu contohnya, yang ada di Bogor. Belum lagi bangunan-bangunan lain yang sudah berdiri di daerah lain. Nggak hanya terpaku pada aset untuk sarana pendidikan dan kesehatan seperti rumah sakit dan sekolah saja, tapi sarana lainnya juga sudah ada. Masih menurut Pak Bobby, aset tanah mungkin sudah ada, tapi dana untuk membangunnya yang belum ada. Gerakan Sejuta Wakif inilah yang akan memulainya sehingga menjadi Wakaf Produktif

Selain Pak Bobby, ada Ustad Syafi'i

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin