Saya nggak mengerti dengan jalan yang Tuhan berikan untuk kita memilih. Kadang dihadapkan pada seribu pertanyaan yang rasanya sulit untuk dijawab oleh manusia lemah seperti saya. Tuhan, begitu ajaib membuat jalan kehidupan penuh misteri ini selalu ada dan bernyawa. Kita nggak akan pernah tau juga rasanya dada harus tiba-tiba berdegub-degub kencang karena menemukan sesuatu yang selama ini mungkin kita cari.
Adakah yang membuat kita takjub dengan takdir? Sehingga merasa diri ini kerdil sekali di hadapan Tuhan. Adakah yang selalu berkata 'kebetulan' pada satu peristiwa padahal semua itu sudah digariskan dalam kehidupan kita. Adakah semua ini membuat masih tak yakin, pada kekuasaan Tuhan, Allah SWT?
Baik, mungkin teman-teman pembaca blog saya ini bertanya-bertanya, sebenarnya saya mau ngomongin apa, sih? Kok sepertinya serius sekali?
Begini, seminggu yang lalu saya baru saya mendapat undangan press screening untuk menonton sebuah film Indonesia, garapan rumah produksi MNC Picture, judul filmnya 99 Nama Cinta. Seperti film-film sebelumnya, saya nggak pernah mau membaca sinopsis atau menonton trailernya. Nonton ya tinggal nonton, duduk manis di dalam bioskop tanpa membuat ekspetasi apa-apa.
Dari pengalaman sebelumnya, ada beberapa film MNC Picture yang saya tidak suka, jadi kali ini, saya pun tak ada niat untuk berharap lebih. Apalagi setelah mendengar komentar salah satu teman blogger yang sudah terlebih dahulu menyaksikan film ini, "Menurut gw, B aja" katanya, huruf B menandakan untuk kata 'biasa'. Ntah, mungkin selera kami berbeda.
Karena setelah menonton film 99 Nama Cinta ini, saya baper banget rasanya. Hmm, keluar bioskop, saya langsung berandai-andai dan berpikir, bagaimana seharusnya saya memandang hidup ini.
Ok, film 99 Nama Cinta ini baru akan tayang tanggal 14 November 2019 mendatang. Jadi, masih ada waktu untuk deg-degan menunggu review banyak orang tentang cerita film yang ditulis langsung oleh Garin Nugroho dengan sutradaranya Danial Rizky.
Ide ceritanya sebenarnya biasa, mengambil kisah nyata dalam kehidupan. Tapi menariknya, ini seperti kita sedang menonton kisah hidup seseorang dalam kehidupan nyata, utamanya yang sering kita lihat dalam dunia televisi sekarang ini. Buat teman-teman yang penasaran seperti apa sih sibuk stasiun televisi membuat sebuah acara dan lika liku kehidupan pengisi dan kru di belakangnya seperti apa. Saya sarankan harus nonton film ini. Sedikit banyak film 99 Nama Cinta ini menggambarkan sekali bagaimana sebuah acara televisi digarap, konsepnya seperti apa dan sebagainya. Sehingga kita akan mulai paham, betapa ribetnya mereka mengatur dan membuat setiap acara itu harus menarik dan banyak penontonnya.
Review Singkat Film 99 Nama Cinta
Setelah selesai menonton film 99 Nama Cinta XXI Senayan City, di perjalanan pulang menaiki Commuter Line menuju Bogor, saya baru membaca sinopsisnya. Ceritanya tentang hidup dan karir Talia, diperankan oleh Acha Septriasa, seorang presenter sekaligus seorang produser sebuah acara gosip di televisi yang sedang melejit dan terkenal, namun harus tiba-tiba berubah setelah bertemu seorang ustadz muda bernama Kiblat.
Kiblat ini hadir dengan pakaian khasnya seorang ustadz yang hidupnya dihabiskan mengajar siswa di pesantren. Kiblat yang diperankan oleh Deva Mahenra ini datang ke kantornya Talia atas permintaan orang tuanya sebagai hutang budi, dengan tujuan untuk mengajarkan agama kepada Talia.
Talia yang hidup dikelilingi dengan kebohongan dari acara gosip yang dia bawa, menolak untuk diajarkan mengaji oleh Kiblat. Lalu entah mengapa, sejak pertemuannya dengan Kiblat, karir Talia mulai merosot, acara gosip yang dia bawakan dituntut oleh orang-orang yang selama ini dirugikan nama baiknya oleh Talia. Hingga akhirnya Talia harus benar-benar keluar dari program acara yang dia buat dan digantikan oleh orang lain. Namun, tanpa disangka-sangka, justru Kiblat-lah yang akhirnya menolong Talia bangkit.
Seperti itu, jika membaca sinopsisnya, cerita sangat standar sekali. Mungkin sudah banyak cerita-cerita serupa yang difilmkan. Namun, saya berani jamin, untuk kamu yang sedang resah oleh kehampaan, atau juga merasa kosong hatinya karena mendapati sebuah masalah hidup. Film ini bisa menjadi obat untuk lebih mengenal kembali Tuhan.
Serius, ini bukan film religi, walaupun ketika membaca judul filmnya, seketika pikiran kita akan lari dan menghubungkannya dengan 99 nama Allah, Asma'ul Husna. Dan memang tidak bisa dipungkiri, film ini berisi pesan yang begitu dalam tentang hubungan manusia dengan Tuhannya. Tapi tak identik hanya untuk umat Islam saja, film 99 Nama Cinta ini bisa dinikmati oleh semua orang. Karena pesannya yang universal.
Memang sih, sebagian lokasi film ini diambil di dalam lingkungan pesantren. Tapi yaitu tadi, kita lebih mudah untuk memahami mengenai makna yang terkandung dalam pesan yang ingin disampaikan oleh film 99 Nama Cinta.
Setidaknya menurut Acha, film ini ingin memberi kita satu pelajaran penting tentang bagaimana cara menghargai proses kehidupan yang sedan kita jalani selama ini. Kita kadang tak bisa menerima ada kejadian atau peristiwa yang membuat kita sedih dan terluka. Dari apa yang kita alami itulah, hidup kita jadi lebih berwarna dan penuh arti.
Saya nggak mengerti, mungkin inilah yang disebut takdir. Seminggu sebelum saya diundang untuk menonton film ini, saya membaca sebuah wejangan mengenai bagaimana seharusnya kita selalu melibatkan Tuhan, Allah Swt dalam setiap detik nafas kita. Dalam wejangan itu, ada satu rekomendasi buku yang harus saya baca, yakni buku berisi tata cara pengalaman memaknai 99 Nama Allah dalam ibadah kita sehari-hari.
Jadi, ketika menonton film 99 Nama Cinta ini, saya menjadi tersihir oleh ilmu baru mengenai 99 Nama Allah, 99 Nama Cinta. Saya baper menonton film 99 Nama Cinta. Baper oleh perlakuan Kiblat kepada Talia, baper oleh kata-kata Kiblat dalam menasehati Talia, baper karena benar-benar saya ini kecil sekali di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Baper karena dari film ini saya ternyata masih jauuh sekali untuk bisa mengenal agama saya Islam. Baper karena, film ini sangat positif sekali, dengan catatan, pikiran kita harus terbuka.
So, jika di atas ada teman saya yang bilang film B aja, tapi buat saya film ini luar biasa. Cara Garin Nugroho menyampaikan pesan dakwah sangat halus sekali. Semua akting pemainnya juga sangat maksimal. Dan yang paling penting, Masya Allah, Deva Mahenra mengapa bisa ganteng maksimal di film ini, ya?
Teman-teman harus nonton!
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin