Laman

Saturday, 3 August 2019

Film Mahasiswi Baru Obat Galau Terbaik Setelah Doa

Saat ditawari untuk ikut press screening Film Mahasiswi Baru, saya nggak punya ekspetasi apa-apa. Yaudah nonton aja, karena saat itu perasaan saya sedang lagi nggak baik, kalau istilah yang sering digunakan orang-orang jaman sekarang itu galau. Dan galau ini banyak penyebabnya. Saat berangkat dari kosan, saya nggak semangat. Tapi merasa, "yaudahlah dari pada gue di kosan sendiri dan malah nggak baik buat kesehatan" akhirnya saya berangkat ke Plaza Senayan, hari Kamis, 1 Agustus 2019 lalu. Untuk press screening dan gala premiere Film Mahasiswi Baru bersama teman-teman blogger dan media.


Sesampainya di XXI Plaza Senayan, sudah banyak backdrop dan hiasan yang menunjukkan kalau hari itu hari spesialnya Film Mahasiswi Baru. Beberapa teman-teman yang saya kenal sudah datang. Namun karena saya memang sedang nggak bersemangat oleh banyak pikiran yang menggantung. Saya lebih memilih diam dan ngobrol dengan beberapa teman saja.
Walau agak sedikit agak lama untuk menunggu jadwal tayangnya, karena di tiket nonton tertera pukul 14.30 Wib, namun sampai pukul 15 belum ada tanda-tanda masuk ke dalam bioskop. Namun memang hari itu suasana XXI Plaza Senayan ramai sekali, selain media dan blogger, pengunjung reguler lainnya juga bercampur untuk menonton film lain.

Seperti yang saya bilang, saya nggak ada ekspetasi apa-apa dengan film ini. Nonton trailernya pun sesaat sebelum kami masuk ke dalam bioskop, dan itupun hanya sekedar nonton tanpa memperhatikan detil atau membaca sinopsisnya terlebih dahulu.

Well, selama kurang lebih 100 menit menonton Film Mahasiswi Baru, saya merasakan beban yang sedikit menghimpit dan pikiran yang menggantung seakan hilang begitu saja.

Selama Film Mahasiswi Baru diputar, adegan demi adegan membuat saya tergelak tertawa, nggak cuma saya, tapi seluruh penonton yang memenuhi ruangan teater 5 hari itu. Nggak salah kalau saya pribadi menyebut film ini adalah obat galau terbaik setelah doa.

Karena setelah menonton film garapan MNC Picture ini, hati dan pikiran saya terasa terang, plong dan siap untuk menerima apapun yang akan terjadi dalam hidup ini, lebay ya..hehe. Bener kata orang-orang, tertawa itu bisa menghilangkan stress. 

Review Film Mahasiswi Baru

Bergenre drama komedi, menurut saya film Mahasiswi Baru sukses menghibur semua penonton. Ide ceritanya begitu segar. Dilihat dari sinopsisnya dan judulnya yang biasa, "Mahasiswi Baru" saya pikir jalan cerita nya juga akan biasa seperti film-film drama komedi Indonesia yang lebih banyak garing, karena kelucuannya itu seperti dipaksa. Namun di Mahasiswi Baru ini, seperti air mengalir, lucunya natural, seakan-akan itu sebuah percakapan sehari-hari tanpa menambah-nambahkan dialog agar terdengar lucu.

Jadi ceritanya, di sebuah kampus sedang ada penerimaan mahasiswa baru. Akan tetapi ada yang sedikit berbeda karena muncul sosok oma-oma yang ikut dalam barisan anak-anak muda yang baru masuk kuliah. Oma-oma ini dandanannya norak, khas mahasiswi baru tahun 90an, yang menggunakan banyak pernak pernik dalam masa orientasi atau ospek. Yang sebenarnya, katanya di jaman sekarang itu sudah nggak ada lagi. Jadi masa-masa mos atau ospek itu sudah nggak diberlakukan lagi. Karena lebih banyak merugikan atau nggak ada manfaatnya sama sekali, saya nggak banyak tau soal ini.

Melihat posternya, awalnya saya pikir pose Oma Widyawati yang berperan sebagai Lastri itu akan menjadi dosen killer atau dosen yang lebih banyak membuat kesal para mahasiswa, namun ternyata, Mahasiswi Baru itu adalah dia sendiri.

Penasaran kan ya, ada oma-oma yang kuliah bareng anak-anak muda trendi nan gaul dengan banyak aktivitas dan kegiatannya. Di dalam film, diceritakan sih apa motivasi Lastri (Widyawati) mengapa akhirnya memulai kuliah di usianya yang usianya sudah tidak muda lagi. 

Selain Widywati, Film Mahasiswi Baru ini juga didukung aktro dan aktris lainnya, sebut saja ada Morgan Oey (Dany), Umay Shahab (Erfan), Mikha Tambayong (Sarah) dan Sonia Alysa (Reva) yang menjadi anggota genk oma Lastri.

Yang membuat lucu cerita film ini ialah genknya Oma Lastri. Bayangkan saya, anak muda yang lebih cocok dipanggil cucu justru menjadi teman atau sahabatnya Lastri di kampus. Selama menjadi mahasiswi, Lastri mencoba beradaptasi dan belajar menjadi anak muda. Ia tidak mau dipanggil oma, ibu atau sebutan untuk orang yang lebih tua lainnya. Namun lebih meminta kepada semua penghuni kampus untuk memanggilnya Lastri saja. Dengan harapan, selama di kampus nggak ada jarak antara mereka. Tua muda sama, sama-sama belajar menuntut ilmu.


Pelajaran pentingnya dalam film ini memang salah satunya tentang semangat belajar. Dari jumpa pers hari itu, Widyawati yang berperan sebagai Lastri juga mengatakan. Satu alasan mengapa beliau akhirnya menerima tawaran untuk bermain film ini karena ada semangat untuk belajarnya di situ. Bahwa umur itu bukan masalah untuk belajar.

Selain artis-artis muda tersebut, Film Mahasiswi Baru ini juga didukung aktor senior, Slamet Rahardjo (Chairul Umam) yang berperan sebagai dosen dan pemilik kampus. Nah, selain kelucuan persahabatan oma Lastri and the gank, interaksi Oma Lastri dan Om Slamat di film yang sesungguhnya membuat geli semua penonton. Jika bisa, saya akan angkat 10 jempol dan standing applase untuk kedua akting aktor kawakan ini. Memang ya, pengalaman mereka berdua nggak perlu diragukan lagi. 

Fyi aja buat penonton yang mengharapkan kisah cinta-cinta an yang lebay, kalian nggak akan menemukannya sedikitpun di Film Mahasiswi Baru ini. Karena kisah cinta yang disuguhkan justru romansa yang tak biasa. Menurut saya lebih romantis dari serial drama romantis lainnya. Tonton aja kalau nggak percaya.

Oh satu lagi, yang membuat cerita Film Mahasiswi Baru ini juga hidup dan berwarna karena cerita ibu dan anak antara Oma Lastri dan anaknya Anna (Karina Suwandi). Jika di film film lain, ada orang tua yang khawatir dan gelisah melihat anaknya punya geng di kampus, nggak terkontrol, bandel dan sering pulang larut jika mengerjakan tugas kuliah. Di sini justru kebalikannya. Anna yang berperan sebagai orang tua dan ibu, Oma Lastri yang sering dimarahi. Asli lucu banget di bagian-bagian ini. 

Jika harus memberikan rate, saya akan kasih 9/10 untuk rating film ini. Karena sesungguhnya saya nggak begitu mudah suka dengan film Indonesia. Karena aslinya saya jarang nonton hihi.


No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin