Saya terkadang iri melihat anak-anak jaman sekarang yang punya banyak fasilitas untuk bisa melakukan banyak hal dalam mengembangkan kreatifitas, hobi dan belajar mereka, terutama di kota-kota yang teknologi digital nya juga memadai untuk mendapatkan banyak informasi tentang apapun di dunia ini. Saya membayangkan dahulu, jaman saya SD, semuanya serba terbatas.
Anak-anak sekarang semakin pintar, banyak wadah untuk mereka berinovasi dalam
Dikutip dari website resminya KJSA, Kalbe Junior Scientiest Award adalah lomba karya sains tingkat nasional untuk seluruh siswa-siswi SD dan SMA di seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Kalbe Farma sejak tahun 2011. Lomba ini sendiri bertujuan untuk menanamkan jiwa inovasi kepada semua anak Indonesia, peserta-peserta yang terdaftar untuk melihat berbagai permasalahan di sekitar kita dan mencoba untuk mencari solusinya melalui Sains
Kemarin, 18 Juli 2019 bertempat di lantai 25 gedung Multivision Tower, Kalbe melakukan Kick Off untuk program Kalbe Junior Scienties Award 2019 (KJSA) goes Digital. Acara ini dihadiri oleh alumni KJSA tahun 2011, Fira Fatmasiefa. Acara kick off kemarin itu juga dihadiri oleh guru-guru pendidik di beberapa sekolah, juga juri-juri untuk KJSA 2019, di antaranya ada Bapak Onno W Purbo, pakar informasi dan teknologi, Dewis Akbar, pengajar di sebuah sekolah di Garut yang mendirikan Laboratorium Mini.
Dalam testimoninya, Fira yang ikut KJSA saat masih SD tersebut merasa bersyukur mendapatkan jalan dari KJSA hingga Ia saat ini akhirnya bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa kuliah di universitas yang diimpikannya. Bahkan dapat beasiswa dari Nasa, karena inovasi dan kreatifitas yang dibuat. Dan Fira ingin, anak-anak Indonesia lainnya juga punya kesempatan yang sama dan ikut program yang bagus ini dari Kalbe. Selain Fira, banyak juga alumni-alumni lain yang juga sudah berhasil.
Untuk yang punya anak dan tertarik dengan dunia sains, dan ingin mengembangkan ketertarikannya, bisa langsung klik di sini
Kalbe Junior Sains Award.
Karena di KJSA peserta bebas untuk berkreasi memilih tema-tema terkait IPA atau teknologi. Namun dalam keteranganya, karya sains yang diciptakan haruslah menerupakan sebuah solusi atas permasalahan yang terjadi dilingkungan sekitarnya.
Untuk proses seleksi hasil karya sains, nantinya semua hasil karya akan dinilai oleh dewan juri berdasarkan ide. Juri-juri yang dilibat dalam menilai karya-karya sains para peserta ini di antaranya, Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman, M. Eng. Phd (Profesor Riset Pusat Penelitian Fisika, LIPI), ada Retno Juni Rochmaningsih, S.Sos (Kasi Bakat dan Prestasi, Subdit Peserta Didik, Direktorat Pembinaan SMP, Ditjen Didasmen Kemendikbud), M. Syachrial Annas (Direktur PPIPTEK, Kemenristekdikti RI), Irzan Raditya (CEO dan Co Founder of Kata.ai) dan terakhir ada Onno W Purbo (Palar Teknologi dan Informasi.