Ada yang terasa hilang waktu kabar bencana terus-terusan
melanda negeri ini, dari Lombok, Palu dan terakhir yang membuat kita tercengang
dan semakin terasa nyeri, sedih, adalah jatuhnya pesawat beberapa waktu lalu.
Banyak saudara-saudara kita yang kehilangan sanak saudaranya, hartanya, dan
semua yang mereka miliki. Dan kita merasakan hal yang sama kehilangan dan
kesedihan yang mendalam. Nggak ada yang menginginkan bencana alam hadir di
kehidupan kita, nggak ada yang menginginkan kejadian-kejadian buruk itu
terjadi, namun semua itu sudah kehendak dan takdir Tuhan, kita nggak bisa
menghindarinya. Tapi kita tentunya mendapatkan pelajaran yang begitu berharga,
betapa kematian, kehilangan itu adalah kepastian yang tak bisa dihindari. Dan
itu semua membuat kita sadar, bahwa hidup ini memang nggak ada yang abadi.
Tapi, ketika semua itu sudah terjadi, kita nggak boleh terpuruk, kita tetap harus bangkit, membangun kembali kehidupan ini, kehidupan yang sudah porak poranda, dan harus semangat.
Tapi, ketika semua itu sudah terjadi, kita nggak boleh terpuruk, kita tetap harus bangkit, membangun kembali kehidupan ini, kehidupan yang sudah porak poranda, dan harus semangat.
Dan itu yang terjadi dengan saudara-saudara kita di Palu.
Kita tau, bencana gempa dan tsunami di Palu itu memberikan efek yang luar biasa
buat Indonesia. Bencana yang beruntun, yang tak terkendali.
Banyak yang rusak, rumah-rumah hancur, bangunan runtuh,
jalanan terbelah, konon kabarnya satu desa hilang, ratusan warga Palu
meninggal. Selama sebulan lebih semua orang turun membantu, donasi-donasi terus
bertambah, aksi kemanusiaan berdatangan, perbaikan terus dilakukan. Dan
pemerintah tentunya terus berupaya untuk mengembalikan semangat masyarakat Palu
untuk kembali membangun daerahnya yang rusak dan mulai berbenah diri.
BUMN Bersinergi Untuk Pemulihan Semangat Palu.
Dan pada 30 Oktober lalu, melalui Bank Mandiri, BUMN lainnya
bersinergi untuk mempercepat pembangunan di wilayah Sigi Donggala. Yang terkena
dilakukan Bank Mandiri dalam pemulihan pasca gempa ialah dengan membangun
membantu penyediaan rumah hunian sementara untuk sekitar 250 ratus masyarakat
Palu. Selain itu BUMN juga membangun fasilitas lainnya, seperti bangunan
sekolah sementara untuk siswa-siswi Sekolah Dasar (SD) yang sekolahnya juga
ikut hancur akibat gempa dan tsunami yang terjadi pada 28 September 2018 yang
lalu.
Setelah sebulan lebih Kota Palu mulai berbenah, beberapa
lokasi yang terkena dampak mulai diperbaiki dan dibangun kembali. Kabupaten Sigi merupakan wilayah yang sempat terisolir, tak bisa diakses karena gempa, banyak jalanan rusak, rumah-rumah dan lainnya tak bisa digunakan kembali.
Selain membangun rumah hunian sementara (huntara) untuk korban bencana gempa dan tsunami, Bank Mandiri juga membangun posko trauma healing, yang dibantu oleh 5 orang psikolog, untuk membantu mental recovery masyarakat, orang tua dan juga untuk menghibur anak-anak.
Dengan membangun ratusan rumah huntara dan juga fasilitas pendukung lainnya, seperti toilet (MCK) umum, aula, sekolah, rumah guru, perbaikan sekolah dan lainnya.
Dan saat peresmian pembangunan rumah hunian sementara di Sigi pasca gempa, hadir Menteri BUMN, Ibu Rini Sumarni, yang ikut memberikan semangat kepada masyarakat Palu. Kemeriahan bercampur haru terlihat dari foto-foto yang tampak dari sosial media yang dishare para relawan di sana. Keceriaan anak-anak, kehangatan dan semangat mereka mulai hadir di wajah mereka.
Dengan membangun ratusan rumah huntara dan juga fasilitas pendukung lainnya, seperti toilet (MCK) umum, aula, sekolah, rumah guru, perbaikan sekolah dan lainnya.
Dan saat peresmian pembangunan rumah hunian sementara di Sigi pasca gempa, hadir Menteri BUMN, Ibu Rini Sumarni, yang ikut memberikan semangat kepada masyarakat Palu. Kemeriahan bercampur haru terlihat dari foto-foto yang tampak dari sosial media yang dishare para relawan di sana. Keceriaan anak-anak, kehangatan dan semangat mereka mulai hadir di wajah mereka.
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin