Cara Sederhana Meredakan Panas Dalam

Di bulan September kemarin saya dan teman-teman kehilangan satu sahabat blogger, teman yang kami kenal baik, pribadinya ceria dan ramah kepada semua orang. Dan yang kami sangat tau, dia rajin banget berolah raga untuk menjaga kesehatannya. Tapi, dia menyimpan satu rahasia tentang sakit yang dirasakan. Hingga ia akhirnya kalah dan meninggalkan kami semua. Sedih, sangat sedih, masih nggak percaya jika dia sudah pergi. Nggak menyangka, karena fisiknya terlihat segar dan orangnya yang selalu positif.

Kehilangan dan kepergian teman blogger ini membuat saya semakin sadar, bahwa apapun yang ada di dunia ini memang nggak ada yang abadi, semua akan kembali ke asalnya. Kematian menjadi pengingat, agar kita nggak boleh lalai dengan prioritas yang harus kita jalankan dalam kehidupan ini, yaitu menjaga Ibadah dan menjaga kesehatan, jiwa maupun raga. Karena ada banyak sekali penyakit yang tak terlihat, yang kita pikir baik-baik saja dan kita nggak sadar itu, tapi ternyata sangat berbahaya. Jika nggak ditangani dengan benar, ini akan menjadi resiko dan menggangu kesehatan.

Ada yang saya catat dari pengingat kematian dari kepergian teman blogger ini. Walaupun kita rajin berolah raga, tapi ada satu hal yang nggak boleh dilewatkan. Yaitu memenuhi kebutuhan tubuh untuk beristirahat. Pola tidur yang berantakan karena sering begadang menjadi salah satu penyebab imun tubuh menjadi lemah dan mudahnya virus-virus jahat masuk ke tubuh. Ditambah dengan kurangnya asupan gizi yang seimbang, karena makanan yang dikonsumsi nggak terlalu diperhatikan kebersihan dan kandungan nutrisinya.

Ini menjadi pelajaran penting buat saya, untuk lebih menjaga kesehatan, apalagi sekarang pekerjaan saya lebih banyak di rumah, menjadi freelancer yang waktunya lebih fleksibel tapi jadi seringnya lupa memperhatikan hak tubuh untuk beristirahat dengan semestinya, sering begadang, kurang tidur, karena harus menyelesaikan draft tulisan yang dikejar deadline, bangun kesiangan. Siang jadi malam, malam jadi siang, pola makan berantakan dan nggak terkontrol, lelah mata seharian di depan laptop, smartphone, karena pekerjaan semuanya terkoneksi internet dan kurangnya buat menghirup udara segar, juga interaksi dengan orang-orang. Ini nggak sehat, benar-benar nggak sehat.

Pola hidup yang seperti ini harus segera diubah, mumpung sebentar lagi tahun baru hijriah, ada resolusi yang musti  saya perbaiki, terutama untuk lebih meningkatkan lagi amalan ibadah dan mengolah kembali pola hidup sehat. Karena beberapa bulan belakangan ini saya keseringan begadang yang mengakibatkan tubuh saya jadi mudah terkena panas dalam. Yang gejalanya langsung terasa, seperti bibir pecah-pecah, tenggorokan kering hingga radang tenggorokan, sariawan dan susahnya buang air besar (BAB). Kalau sudah begini, saya mulai stok Larutan Cap Kaki Tiga, minuman pereda panas dalam yang mudah dicari dimana-mana. Untuk memulihkan kondisi tubuh, saya minum Larutan Cap Kaki Tiga botol ukuran kecil yang takarannya pas untuk sekali minum. Saya pilih Cap Kaki Tiga karena resepnya turun temurun dipercaya mampu meredakan panas dalam selama lebih 80 tahun, sejak dilaunching tahun 1937 di Singapore oleh Wen Ken Drug. Dan masuk ke Indonesia itu sekitar tahun 1978, dan sampai saat ini, Larutan Cap Kaki Tiga sudah banyak dikonsumsi keluarga Indonesia dan jadi andalan kalau gejala panas dalam mulai terasa.

Dan enaknya sekarang, Larutan Cap Kaki Tiga punya banyak varian rasa, nggak hanya varian original/plain (tawar) saja yang lebih seperti air putih. Varian rasa ini cocok buat anak-anak dan mereka yang kurang dengan rasa tawar. Ada Jambu, Leci, Jeruk, Jeruk Nipis, Melon, Stroberi, dan Anggur. Varian rasa ini nggak mengurangi manfaat Larutan Cap Kaki Tiga. Ukuran botolnya juga beragam, jadi enak dibawa kemana-mana. Ada ukuran 200ml (Karton isi 40 botol seperti stok saya ini. Ada 2 kemasan, kaleng dan botol dengan ukuran 500ml dan 320ml. Larutan Cap Kaki Tiga juga punya varian rasa khusus anak-anak. Namanya Larutan Cap Kaki Tiga Anak, edisi Disney.

Karena panas dalam itu nggak enak, rasanya tubuh jadi nggak segar, bikin malas untuk bergerak, apalagi jika sudah asik di depan laptop, bisa duduk seharian. Kalau lagi nggak sempat masak, saya selalu beli makanan di luar, makanan cepat saji atau masak mie instan yang praktis dan cepat. Padahal, ini sangat nggak baik, kan? Huhu.

Dan, untungnya saya itu penggemar air putih, minum air putih itu bukan lagi kebutuhan tapi sudah menjadi hobi, saya suka banget minum air putih. Karena menyadari bahwa mencukupi minum air putih jadi salah satu cara sederhana untuk menghindari terkena panas dalam. Dengan minum minimal 8 gelas sehari untuk memenuhi kebutuhan air minum  per hari dan cairan di dalam tubuh.

Eh, tapi pernah penasaran nggak sih? Kenapa Larutan Cap Kaki Tiga yang berwarna bening dan nggak ada rasa ini bisa bermanfaat buat pereda panas dalam? Dulu mikirnya ini kan sama seperti minum air putih biasa. Kok bisa membantu menyegarkan tubuh? Aman nggak Larutan Cap Kaki Tiga untuk Ibu hamil dan anak-anak?

Setelah mencari tahu apa itu Gypsum Fibrosum dan Calcitum, mineral alami dan menjadi komposisi yang terkandung di dalam Larutan Cap Kaki Tiga, yang dipercaya dan bermanfaat untuk meredakan panas dalam. Saya mulai paham mengapa warna dan rasanya seperti itu. Mengutip dari berbagai sumber, Gypsum Fibrosum ini merupakan bahan dasar dalam pengobatan tradisional China. Penampakannya berupa batu yang berongga dan dapat hancur menjadi bentuk granula, warnanya bening hingga putih. Makanya dalam larutan Cap Kaki Tiga warna dan rasanya seperti air putih biasa. Oh, ya, Larutan Cap Kaki Tiga ini sudah terdaftar resmi di MUI dan juga BPOM RI, jadi aman untuk dikonsumsi siapa saja.

Balik lagi ngomongin kesehatan, buat menjaga tubuh tetap sehat itu memang nggak gampang, butuh kedisiplinan diri dan komitmen untuk menjalani pola hidup sehat. Banyaknya orang sakit dan penyakit yang datang harusnya memang membuat kita lebih peduli lagi sama kesehatan tubuh. Tanda-tanda kecil ketika kesehatan mulai terganggu jangan sampai disepelekan. Jika tubuh sudah memberi alarm, harus segera mencari tau sebab dan akibatnya dan berkonsultasi untuk mencari solusi penanganan terbaik.