Kalau ngomongin kata nostalgia, mengapa saya berasa sudah tua banget, ya? Padahal umur masih thirty something gitu (yaaa itu juga sudah tua keleus). Tapi yang namanya nostalgia itu selalu mengingatkan kita tentang masa lalu, bener nggak sih? Dan biasanya kita mudah mengingat sesuatu yang penuh kenangan-kenangan yang sudah berlalu itu lewat sebuah lagu yang didengarkan. Seperti lagu-lagu nostalgia tahun 40-70an yang dibawakan oleh The Professor Band. Hey, umur saya nggak setua itu, tapi percaya lah, kalau musik itu bisa melintasi jaman yang berbeda generasi.
Lagu-lagu jaman dulu jika diaransemen ulang dengan gaya musik masa kini, akan mudah masuk dan diterima kembali oleh anak-anak jaman sekarang. Tapi, tanpa pembaharuan pun, jika memang musik ataupun lagu itu berkualitas mau didengarkan kapanpun juga akan tetap enak dinikmati. Saya, termasuk orang yang menyukai semua jenis musik, mau jadul, masa kini, dangdut, rock, melayu, pop, jazz, dan semua yang easy listening akan saya serap dan saya jadikan favorit dan dijadikan playlist setiap hari.
Nah, balik lagi ke lagu nostalgia. Tadi saya bilang, kalau ada lagu-lagu jaman tahun 40-70an yang dibawakan The Professor Band, kan? Kita kenalan dulu yuk, dengan band yang beranggotakan cowok-cowok ganteng pada masanya itu..hihi, sekarang juga masih tetap ganteng, tapi nggak boleh ditaksir lagi, karena statusnya sudah kakek-kakek..hehehe. Tapi saya salut banget dengan para Professor ini, yang masih terus berkarya di luar bidang yang mereka tekuni sekarang, menjadi professor di Universitas Indonesia.
Dan saya sarankan untuk teman-teman blogger untuk mendengarkan satu aransemen lagu yang mereka buat, setelah itu kalian akan jatuh cinta, terutama ketika sudah mendengarkan seluruh lagu dari Album 'Seribu Satu Malam' yang berisikan lagu-lagunya dari komponis legendaris Indonesia, Ismail Marzuki.
Tapi saya merasa beruntung sekali bisa menonton langsung konser The Professor Band beberapa hari yang lalu di Gedung Makara Art Center yang diberi tema "a Tribute to Koes Plus and Panbers", Universitas Indonesia. Karena ternyata ini merupakan konser perdana mandirinya The Professor Band. Namun walaupun ini pertama kalinya menggelar konser, The Professor Band sudah cukup sering main di panggung-panggung besar bersama para musisi profesional tanah air. Sebut saja, Java Jazz Festival, Jakarta Jazz Festival, bahkan pernah manggung di Belanda dan India.
Band yang sudah terbentuk sejak tahun 2003 ini pernah mencatatkan di Muri (Museum Rekor Indonesia) 2008 sebagai and dengan anggota professor terbanyak, yang saat itu hadir 12 professor. Siapa saja anggota The Professor Band?
- Prof. Dr. Njaju Jennny Malik Tomi Hardjatno, Vokalis. Jabatannya saat ini sebagai Guru Besar Tetap UI. Ketua Pusat Kajian Eropa UI. Tenaga Ahli Pengajar Bidang Sosial Budaya LEMHANNAS RI dan Sekretaris Dewan Guru Besar FIB UI.
- Prof. Dr. Benny Hoedoro Hoed, yang juga seorang ayah dari musisi Anto Hoed, bermain Harmonika Kromatik sejak tahun 1952. Beliau saat ini menjabat Guru Besar Emeritus pada Fakulktas Ilmu Pengetahuan Budaya UI bidang Linguistik dan Semiotik.
- Prof. Dr. Tb. Ronny Rahman Nitibaskara, pemain gitar. Guru Besar Kriminologi Pascasarjana UI dan Penasehat ahli Kapolri.
- Prof. Dr. dr. H. Ichramsjah A. Rachman, Sp,OG (K), Guru Besar Emeritus UI, vokalis dan pemani tonel sejak kecil,
-Prof. Dr. Agus Sardjono, S.H., M.H, Gitaris, Guru Besar Ilmu Hukum UI bidang kajian utama Hukum Ekonomi dan Intellectual Property.
- Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, psikolog, pemain Saxophone, saat ini mengajar menjadi dosen di Fakultas Psikologi UI.
- Dra. Fadjari Iriani Sophiaan, M. Si, vokalis, sejak remaja suka menyanyi dan saat ini menjadi dosen senior Ilmu Politik FISIP UI.
- Prof. Dr. Budi Susilo Soepandji, DEA, pemain flute dan sejak kecil sudah main suling bambu dan piano klasik. Saat menjabat Gubernur LEMHANNAS RI.
- Prof. Dr. Paulus Wirutomo, M.Sc, drummer The Professor Band dan menjadi Guru Besar Sosiologi FISIP UI.
- Prof. Ir. Triatno Judohardjoko, M. Sc., Ph.D, Gitaris TPB, Guru Besar Bidang Arsitektur - Pemukiman dan Perumahan Perkotaan UI.
Saat konser perdana mandirinya kemarin, sayangnya tidak semua anggota hadir, jadi hanya sebagian dan dibantu oleh para additional musik yang ikut mengiringi TPB bermain musik. Lagu-lagu yang mereka bawakan tentunya lagu-lagu dari Band legendaris Indonesia, Koes Plus dan Panbers, sesuai nama tema dalam konser TPB hari itu. Hadir juga salah satu anggota Koes Plus yang masih tersisa, Yok Koeswoyo.
Ada 20 lagu yang dimainkan dalam konser yang dimulai pukul 4 sore itu. Lagu-lagunya yang pernah hits dan masih dingat sampai sekarang. Seperti lagu Kisah Sedih di Hari Minggu, Muda Mudi, Bujangan, Kapan-kapan, Kolam Susu, Gereja Tua, Ayah, Cinta dan Permata, Kembali ke Jakarta, Manis Sayang dan lainnya. Lagu-lagu nostalgia yang membuat ingatan kembali ke masa lampu, saya jadi teringat sering menyanyikan lagu ini berdua dengan Ibu.
Kita nggak percaya jika para professor ini bilang, jika musik yang mereka mainkan tak sepiawai seperti musisi lain. Karena nyatanya, sepanjang konser itu berjalan, kita benar-benar disuguhkan penampilan yang sangat luar biasa. Apalagi setelah mendengarkan lagu-lagu di album Seribu Satu Malam.
Wahh seru banget yaa acaranya..
ReplyDeleteacaranya asik ni...
ReplyDelete