Laman

Wednesday, 2 May 2018

Mengenal Budaya Betawi dari Ondel-Ondel Galau

Ondel-ondel Galau by Frances Caitlin Tirtaguna
Ondel-Ondel Galau? Pertama membaca ini saya langsung terpikirkan Ondel-ondel, ikon Jakarta yang sedang duduk sendirian di trotoar jalanan Jakarta yang setiap hari macet tiada henti. Tapi di lain hati saya juga sedang memikirkan dua orang yang berperan, membawakan Ondel-ondel keliling kampung untuk mengamen. Lalu berakhir seperti pikiran pertama saya, duduk di trotoar kelelahan setelah seharian bekerja.

Well, pikiran saya ternyata sedikit nggak jauh berbeda dari isi kepala penulis, remaja SMA yang begitu perduli terhadap budaya-budaya yang ada di Indonesia, khususnya Jakarta ketika melihat Ondel-ondel di jalanan, yang punya nilai sejarah yang mengindentitaskan Jakarta, namun berakhir hanya untuk mengamen. Budaya Betawi yang seperti tergerus oleh kemoderan dunia. Nggak banyak orang-orang yang ingin mengambil peran, menyuarakan tentang Budaya, yang dianggap kolot dan ketinggalan jaman. Namun Frances Caitlin Tirtayuda, penulis berbakat kebanggaan Indonesia, berani untuk mengenalkannya kepada dunia lewat bukunya yang berjudul, Ondel-Ondel Galau, Lets Talk about Betawi Culture.

Mr. Peter, Frances and Bang Indra Sutisna
Dan istimewanya, buku ini ditulis Frances dalam Bahasa Inggris, seperti yang dia ungkapkan saat press conference launching buku Ondel-Ondel Galau di Binus School Simprug, tempat ia menempuh pendidikan, 27 April 2018 lalu. Harapannya dengan menggunakan Bahasa Inggris, orang-orang di luar Indonesia dapat pun mempelajari dan mengenal Budaya Betawi, karena tak banyak buku yang mengisahkan tentang sejarah dan budaya daerah dengan bahasa selain Bahasa Indonesia.

Frances, yang baru berusia 15 tahun ini mengungkapkan kegelisahannya saat melihat Ondel-Ondel yang lusuh di jalanan, yang hanya dimanfaatkan sebagai hiburan dan seringnya diabaikan, tanpa banyak orang yang tau, bahwa Ondel-ondel, boneka raksasa yang penuh warna ini sangat simbolik dan punya nilai filosofi, yang merepresentasikan sebagai lelulur yang menjaga anak cucunya, dan dulunya diciptakan sebagai penolak bala. Dari situ, Frances melakukan riset di Perkampungan Kebudayaan Betawi di Setu Babakan. Tak hanya mencari tau tentang Ondel-ondel, namun banyak lagi yang ia dapat dari kunjungan ke Setu Babakan.

Apa yang dilakukan Frances ternyata sangat disambut baik oleh para Budayawan, salah satunya adalah Bang Indra Sutisna. Dari sini Frances banyak mendapatkan informasi tentang Budaya Betawi, yang akhirnya ia tuliskan dalam bukunya Ondel-Ondel Galau. Bang Indra berharap, dengan adanya buku ini, generasi mudah dan anak-anak yang tadinya jauh dan tak mengetahui tentang budaya di daerahnya, jadi lebih mengenal dan mau belajar menghargai apa yang dipunya selama ini. Karena jika bukan kita, siapa lagi. Bukan nggak mungkin, jika kita tak menjaganya, kita akan kehilangan jati diri. Bukan hanya untuk Budaya Betawi, namun untuk budaya-budaya yang lain yang ada di negeri ini.

Frances Caitlin Tirtaguna
Bang Indra juga berharap, buku ini banyak peminatnya nggak hanya di dalam negeri, tapi bisa sampai ke luar, terutama anak muda. Hal ini juga sama apa yang dicita-citakan oleh Frances, agar buku ini bermanfaat untuk semua orang, terutama untuk lebih mengenal Budaya Betawi, "Semoga lewat Novel ini, Aku bisa menginspirasi anak-anak muda seusiaku untuk kenal dan turut melestarikan Budaya. Budaya Betawi harus hidup lestari dan dapat dibanggakan" Ujarnya. Apa yang dilakukan oleh Frances juga diapresiasi oleh Kepala Sekolah Binus School Simprug, Mr. Peter. Ia sangat bangga ada siswanya yang begitu perduli terhadap budaya Betawi.

Ondel-Ondel Galau, Lets Talk About Betawi Culture

Sedikit review dari yang saya baca, karena ini buku berbahasa Inggris, dan kemampuan Inggris saya tak selancar dek Frances yang saat launching dan conference itu bisa lancar cas-cis-cus Bahasa Inggis mempromosikan buku barunya. Di Buku Ondel-Ondel Galau ini, kita bisa banyak menemukan berbagai informasi tentang Betawi yang ditulis dan diulas dengan sangat menarik oleh Frances, cara ia bercerita seakan-akan kita sedang membaca novel, khas anak remaja, ringan dan renyah. Kita seakan sedang mengikuti kegiatannya sehari-hari selama 7 hari. Karena Frances membuat chapter di setiap cerita menggunakan nama-nama hari, Sunday-Monday, Tuesday dan seterusnya.

Roti Buaya
Di dalam buku Ondel-Ondel Galau ini, Frances nggak hanya menceritakan tentang kebudayan Betawi, namun melampirkan juga berbagai informasi menarik lainnya, daftar sanggar seni, daftar kuliner yang dilengkapi dengan alamat dan nomor telepon. Frances juga mencantumkan beberapa jenis resep kuliner khas Betawi, seperti Kerak Telor, Kue Rangi, Kue Serabi, Kue Putu Mayang dan Kue-Kue tradisional lainnya, yang sepertinya sudah mulai jarang kita temui. Namun saat launching bukunya kemarin itu, semua tamu undangan yang hadir disuguhkan dengan panganan yang menarik ini. Salah satunya yang saya suka itu Kue Cantik Manis. Frances juga menceritakan sedikit tentang tokoh Betawi yang legendaris, Benyamin Sueb. 

Pembuat kerak telor
Kita juga akan dikenalkan dengan sejarah kesenian khas Betawi, macam Keroncong Tugu, yang selama ini mungkin sudah nggak ada yang tau. Sebuah kesenian tradisional yang sangat populer sejak 17 abad yang lalu, yang dibawa oleh orang-orang Portugis yang datang ke Indonesia.

Menarik, sangat menarik, dengan kemampuan Bahasa Inggris saya yang pas-pasan ini saja, saya antusias untuk membaca pelan-pelan tentang Betawi yang dituturkan oleh Frances ini. Cara ia bercerita, mudah sekali kita memahami tentang begitu banyaknya Budaya Betawi.
 

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih - @melfeyadin