Beberapa hari ini kita sedang diresahkan dengan berbagai macam berita yang kurang baik, yang terbaru adalah serangan bom teroris di beberapa rumah ibadah di Surabaya sana dan serangan pada Mako Brimob seminggu sebelumnya. Jelas ini mengganggu dan membuat persaudaraan antarumat agama di negara kita menjadi saling menyalahkan. Tak hanya itu saja, berita-berita yang tersebar pun membuat banyak persepsi. Di sini kita musti hati-hati mengabarkan berita yang belum jelas kebenaran, atau setidaknya saat hendak membagikan suatu berita, kita cek dan ricek terlebih dahulu. Apakah ini berita yang valid atau hanya berita buatan dari media abal-abal, yang hanya bertujuan mencari traffic dengan memanfaatkan warga yang masih awam tentang social media. Apalagi di masa seperti sekarang ini, selain berita serangan bom teroris seperti itu, musim pemilihan presiden (pilpres) menjadi sasaran empuk oknum-oknum tertentu untuk menghasut orang-orang agar berubah pikiran dalam menilai atau memilih calon presiden yang akan datang. Di
So, untuk itulah tanggal 9 Mei 2018 yang lalu, bertempat di Gedung Promoter di MaPolda Metro Jaya, Jakarta. Polda mengajak netizen, komunitas dunia maya, blogger, vlogger, maupun yang aktif di sosial media untuk bersama-sama menyebarkan berita baik. Agar kita sebagai rakyat Indonesia dapat saling menjaga mengingatkan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga tidak terpecah oleh berita-berita yang tak bertanggung jawab di luaran sana. Dengan mengajak netizen untuk berbincang bersama di acara Coffe Morning, Kapolda Metro Jaya Bersama Netizen.
Teman2 netizen |
Petisi untuk #SebarkanBeritaBaik |
Namun sayang, acara yang seharusnya dimulai pukul 8 pagi tersebut terpaksa harus terlambat hingga 2 jam, dan baru dimulai jam 10. Itupun tidak dihadiri oleh Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis, yang sejatinya telah mengundang netizen, dikarenakan beliau masih harus mengurusi peristiwa serangan yang terjadi di Mako Brimob sejak malam sebelumnya, yang menyebabkan 5 orang anggota polisi tewas di tempat. Hal ini jelas membuat kaget semua orang, rasa sedikit tidak percaya, awalnya saya pikir hanya serangan-serangan biasa, namun ternyata ini termasuk masalah serius. Karena kinerja Polri jadi tercoreng dan keamanan negara jadi sedikit terancam oleh serangan yang tak terduga hari itu.
Netizen |
Oleh karena Kapolda tidak datang, sambutan yang sekiranya beliau bacakan akhirnya diwakilkan oleh Irwasda Polda Metro Jaya Kombes Komarul Zaman. Dalam berita sambutannya tersebut, Kapolda mengatakan, agar kita selalu berhati-hati dalam mengirimkan berita, karena saat ini banyak sekali broadcast dan berita hoaks yang menimbulkan keresahan dan memecah belah persatuan. Untuk itu kita harus melakukan klarifikasi terlebih dahulu, agar tak jadi boomerang untuk diri sendiri. Jangan mudah percaya dengan berita yang belum jelas kebenarannya. Dalam situasi yang seperti sekarang ini, kita pun harus cerdas saat memberikan opini, jangan mudah membuat statemen yang isinya bernada tendensius, agar tak semakin membuat resah warga dengan pernyataan-pernyataan yang hanya berdasarkan opini pribadi.
Tips Aman Bersosial Media
Sebagai netizen kita harus memberikan contoh yang baik. Karena perkembangan teknologi internet seharusnya bisa kita manfaatkan secara cerdas dalam arti tepat guna, yakni aman sesuai etika, budaya dan norma yang berlaku. Kroscek terlebih dahulu sumber berita dan bahasa sebelum posting. Baca-baca lagi pedoman dalam penggunaan sosial media. Agar kita bisa lebih paham, mana yang boleh dan tidak boleh kita bagikan di sosial media. Tahan untuk tidak membagikan gambar-gambar korban saat terjadi musibah (seperti teror bom). Karena tujuan dari teror itu adalah menakuti-nakuti warga, dan pemberitaan yang liar dari beragam sumber berita itu sama seperti informasi dan nantinya dijadikan survey oleh mereka yang berniat tak baik untuk negara ini.
Jangan mudah menyebar hoaks, terutama dengan berita-berita yang mengandung unsur SARA. Karena isu SARA ini berita terbanyak kedua setelah Sosial Politik yang banyak hoaknya. Jadikan sosial media untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, buat karya kreatif yang lebih produktif atau konten positif lainnya.
Agar terhindar dari berita hoaks, berikut cara sederhana untuk mendeteksi hoax:
- Cek alamat URL, apakah berakhiran aneh atau tidak.
- Cek situs dan contact yang ada di website. Media berita terpercaya akan mencantumkan alamat kontaknya.
- Siapa penulis dan narasumbernya. Jika mendapatkan berita seperti di facebook, cek lagi dari mana tulisan itu didapat, jangan malu untuk mempertanyakan hal tersebut. Kalau sekira meragukan. Stop, jangan disebar lagi. Atau googling lagi dengan kata kunci serupa.
- Beritanya membuat marah atau tidak? Biasanya berita palsu lebih sering membuat emosi pembaca.
- Berita umum tidak menggunakan Caps Lock dan Tanda Seru.
- Cek berita dengan media lain. Karena jika benar, media lainnya juga akan membuat berita yang sama.
- Dan terakhir cek situs dengan menggunakan fact-checking. (sumber dari Pedoman Penggunaan Sosial Media).
Jika sudah mengetahui cara penggunaan sosial media dan bagaimana menghindari penyebaran berita hoak, Polda Metro Jaya pun mengajak Netizen untuk mengikuti Lomba content positif dan kreatif. Dengan tema "Mari Bersatu Menjaga NKRI".
kalau bukan kita siapa lagi yang jaga negeri ini dari berita2 yang memancing perpecahan.
ReplyDeleteSekarang orang-orang lebih memilih jadi yang pertama menyebarkan informasi ketimbang jadi penyebar informasi benar.
ReplyDeleteYuk #sebarkanberitabaik!