Saya mengenal Suci Sukaesih itu sekitar tahun 2014, waktu kita sama-sama menjadi finalis Srikandi Blogger yang diadakan oleh komunitas Emak-Emak Blogger. Dari situ kami berteman dengan finalis lainnya, membuat sebuah grup di aplikasi whatsapp sampai sekarang. Saya nggak banyak mengenal Icus (nama panggilan), awalnya. Apa yang mendasari dia dan teman-teman lainnya, termasuk saya, ketika dipilih menjadi finalis dan masuk kategori Srikandi Blogger. Baru setelah saya menyelami dan membaca satu persatu profil teman-teman finalis itu. Saya paham, mengapa perempuan-perempuan hebat itu dipilih dan layak dijadikan Srikandi, perempuan yang menginspirasi, nggak hanya lewat tulisan di blog, tapi melalui aksi nyata mereka, yang berkontribusi untuk orang-orang di sekitarnya. Seperti apa yang dilakukan oleh Susi Sukaesih, pendiri sekolah PKBM Ginus Itaco (dulunya bernama SMK Itaco). Yang sangat perduli terhadap pendidikan anak-anak di Indonesia, khususnya Bekasi, tempat tinggalnya saat ini.
Karena menurut Icus, setiap anak
itu berhak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas, termasuk anak dari
keluarga prasejahtera. Berbekal pendidikan, mereka diharapkan dapat memutus
rantai kemiskinan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Ini juga yang menjadi
visi misi Icus dalam mendirikan sekolah PKBM Ginus Itaco. Icus ingin anak-anak
ini bisa mendapatkan ilmu pendidikan dan keterampilan yang layak, yang akan
mereka miliki sebagai bekal untuk kehidupan yang lebih baik lagi.
Minggu, 18 Maret 2018 lalu, saya
berkesempatan untuk mengunjungi langsung Sekolah PKBM Ginus Itaco bersama
komunikas DBN (Dear Blogger Net) yang fokusnya pada charity. Yang digawangi oleh 3 perempuan hebat juga, Mbak Haya
Aliya Zaki, Lidya Fitrian dan Dewi Sulistywati. Yang lokasi sekolahnya ada di
Jl. Lapangan Bekasi Tengah, No. 3. Yang tepatnya berseberangan dengan kantor
Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Dari Stasiun Bekasi lokasinya
tidak jauh. Sesampainya di Sekolah ini, saya sedikit terhenyak melihat kondisi
sekolahnya yang terlihat tidak terawat dan bisa dibilang kurang layak untuk
dijadikan tempat mengenyam pendidikan. Namun jika menilik latar belakang PKBM
Ginus Itaco, kita akan memaklumi dengan kondisinya yang seperti itu. Karena
semuanya dikelola dengan biaya dari donatur yang mereka sebut dengan orang tua
asuh. Biaya dari donatur ini dibagi-bagi untuk menggaji guru maupun operasional
sekolah. Selain dari donatur dan orang tua asuh, PKBM Ginus Itaco juga
mendapatkan bantuan dari program CSR perusahaan. Seperti dari Bank Mandiri,
Brother Indonesia, Grab, OLX dan Laznas BSM, yang terlihat langsung dibelikan
peralatan meja dan kursi untuk siswa belajar di kelas.
Dan saya salut untuk mereka,
siswa-siswa wirausaha dan juga para pengajar yang ada di sekolah PKBM Ginus Itaco
ini. Niat untuk belajar dan berbaginya tinggi, sehingga dengan kondisi apapun,
mereka takkan perduli, seperti apa tempat yang mereka tinggali. Kenyamanan
nomor dua, yang penting pendidikan tercukupi. Good Job Icuz, I’am proud of you, so much. Love you.
Dilatar belakangi fakta bahwa
masih banyaknya siswa yang putus sekolah, Susi Sukaesih atau yang lebih akrab
dipanggil Suzie Icus ini mendirikan sekolah PKBM Ginus Itaco, yang dulunya
bernama SMK Itaco. Perjalanan yang tak mudah bagi Icus. Berdasarkan pengalamannya
menjadi guru, Icus terdorong untuk membuka institusi pendidikan. Karena melihat
seorang anak penjaga rental PS yang putus sekolah karena terkendala biaya dan kebutuhan
hidup di keluarganya yang serba terbatas. Dari sini Icus menjadi tergerak untuk
membantu si anak ini dan mulai mengumpulkan beberapa siswa yang mengalami nasib
serupa.
Siswa-siswa di sekolah PKBM Ginus
Itaco ini 100% biaya pendidikannya GRATIS, saat ini kurang lebih ada sekitar 40
siswa lulusan PKGM Ginus Itaco. Siswa-siwanya berasal dari keluarga
prasejahtera, yang pendapatan ekonomi keluarganya tak menentu, seperti ART,
tukang ojek, supir angkot, buruh serabutan, ataupun pekerja kasar lainnya. Yang
biasanya memiliki banyak anak, sehingga biaya pendidikannya jadi terbagi-bagi,
dan akhirnya salah satu anaknya harus meninggalkan bangku sekolah, karena tak
kuat dengan biayanya.
Walaupun tak ada biaya alias
gratis, namun masih banyak para orang tua dari siswa-siswa ini yang pesimis
dengan pendidikan di Ginus Itaco. Karena sempitnya pikiran, jika sekolah itu
berarti mereka tak bisa bekerja, tak bisa bekerja berarti tak bisa mendapatkan
uang. Oleh karenanya, Icus menjadikan siswa-siswa di Sekolah PKBM Ginus Itaco
untuk mandiri. Selain sekolah, mereka juga bisa mendapatkan penghasilan, dari
keterampilan yang mereka dapat selama belajar menjadi siswa di SMK Ginus Itaco,
sehingga mereka juga disebut sebagai Siswa Wirausaha Mandiri. Nggak hanya
sekolah dan belajar, tapi praktik langsung. Sehingga, setelah nanti mereka
lulus sekolah, mereka bisa langsung mengaplikasikan ilmunya di dunia kerja,
atau mereka dapat membuka usaha sendiri di rumah.
Karena di PKBM Ginus Itaco ini sendiri
membekali langsung siswa-siswanya dengan mata pelajaran umum, dan juga
keterampilan praktis. Seperti menjahit, desain grafis, programing, computer MS
Office, broadcasting, dan kewirausahaan. Ini salah satu program dari PKBM Ginus
Itaco untuk membentuk karakter siswanya agar lebih mandiri sejak dini. Yakni dengan
mendidik siswanya berwirausaha di bidang konveksi melalui wadah Siswa
Wirausaha.
Beberapa produk yang dihasilkan
dalam wadah Siswa Wirausaha adalah produk tas dan aksesoris premium, dengan
brand Itaco. Hand bags, tas dan aksesoris yang harganya lebih ekonomis, ada
juga hade kids (batik anak). Produk-produk ini dijual melalui marketplace Siswa
Wirausaha yang mereka kembangkan sendiri, katalog dan beragam informasinya bisa
dicek di sini, www.siswawirausaha.com
Siswa Wirausaha juga memproduksi
aksesoris berbahan pakaian bekas layak pakai, yang disebut dengan Hade
Preloved. Dan Famsignature, kaos katun combed, seperti kaos anak dan kaos ibu
menyusui. Siswa Wirausaha di sini juga menerima pesanan dalam jumlah banyak,
semisal souvenis pernikahan, pouch untuk perusahaan dan semacamnya.
Jika teman-teman pembaca ingin membantu
para siswa di PKBM Ginus Itaco untuk terus mendapatkan pendidikan yang layak,
bisa menghubungi Susi Sukaesih atau Suzie Icus.
Berikut kontak yang bisa
dihubungi, karena bantuan teman-teman ini walaupun sedikit sangat mendukung siswa-siswa
maupun para pengajar di PKBM Ginus Itaco. Jika belum bisa menjadi orang tua
asuh, kita bisa membantu dengan cara membeli produk-produk mereka.
Siswa Wirausaha
Instagram:
@siswawirausaha.katalog
Fanspage: Siswa Wirausaha
Shoope: siswa.wirausaha
Hp/wa: 085711433250
No comments:
Post a Comment
Terima Kasih - @melfeyadin