Laman

Friday, 17 November 2017

Sosial Media Melarang Kita Untuk Baper

Picture BAPER from: ibuhabibi.com
Ntah bagaimana ceritanya, sehingga manusia di bumi ini dilarang baper oleh pengguna sosial media atau yang biasa disebut dengan istilah kerennya netizen atau warga net (padahal ya netizen itu adalah kita). Kita dituntut untuk menjadi seseorang yang selalu kuat mental menghadapi segala bentuk perlakuan dan ketidak nyamanan di sosial media. Sosial media benar-benar melarang kita untuk baper, kita dipaksa menjadi robot, karena sosial media hanyalah media sosial di dunia maya.
Tapi, apa sih baper itu? Hehehe.
Baper atau kebawa perasaan, terlalu sensitif, terlalu dimasukkan ke dalam hati, terlalu mendramatisir, terlalu ini terlalu itu, atau biasa juga kita cemooh, "lebay lu ah". Gebetan ngasih tanda love di foto instagram aja dibaperin, hihihi. Kalau yang ini mah asli lebay.
Baper ini nggak cuma untuk hubungan perasaan antara wanita dan pria saja, tapi ada banyak sisi kehidupan lain yang terjadi di sosial media.

Coba berpikir sejenak... apakah kita benar-benar nggak boleh baper? Kenapa setiap kali kita mencoba untuk meresapi setiap kejadian, lalu berkomentar, lalu membuat status, lalu berdebat, lalu ini dan itu. Kita lalu dituduh,
"Yaelaaaah gitu aja baper! Santai ajaaa kaliii. Nggak usah kebawa perasaan. Slow ini tuh cuma sosial media, dunia maya, gw ngetik ini aja sambil ngakak-ngakak dan ngupil tuh, santaiiiii bro"

Santai? Hei, kita nggak bisa sesantai gitu aja saat memposting, mengetik komentar  yang mungkin menyakiti perasaan seseorang. Kita perlu berpikir, jangan sampai apa yang kita tulis atau komentari justru menjadi booomerang nantinya buat kita, banyak kan kejadiannya, niat kita memposting sesuatu maksudnya hanya becanda, tapi siapa sangka yang menanggapi malah serius, dan akhirnya berakhir berurusan dengan polisi.
 
Kita nggak bisa sesantai gitu aja membuat status menjatuhkan seseorang, oleh karena seseorang itu mungkin berbuat salah, kita maki-maki dia tanpa kita pikirkan lagi akibatnya, kita buat meme dengan foto orang tersebut dengan segala kata-kata hina. Kita ghibahin mereka di grup-grup whatsapp, terus ada yang screenshot dan sampailah kata-kata kasar kita itu kepada objek yang lagi kita omongin itu (ok yang kirim screenshoot itu termasuk pengkhianat sih hahaha).

Tau nggak sih, kalau ada banyak orang yang lemah mentalnya menghadapi hal seperti itu, gimana kalau dia sampai bunuh diri karena baper baca semua hujatan kita di sosial media? Kalau kita merasa benar, kenapa kita nggak gunakan kata-kata baik untuk menasehatinya. Orang-orang yang salah memang harus diberi pelajaran agar mereka jera. Tapi kita juga pasti tau dimana batasannya.

Terus kita nyinyir ke para selebritas yang melaporkan hater-nya ke pihak berwajib, karena berkomentar tidak baik di akun sosial media mereka.
"Yaelah, nggak usah jadi artis, kalau komentar gitu aja dibaperin"
Padahal mereka juga manusia kayak kita, punya rasa dan punya hati seperti kita, bedanya kita lebih suka menonton dan berkomentar, tanpa tau gimana rasanya seperti mereka. Kecuali untuk artis-artis yang punya kelakuan bejat dan nggak peduli. Dari pada kita yang baper, mendingan nggak usah ikut-ikutan komentar tentang kelakuan jelek mereka hahaha.

Terus, kita tiba-tiba merasa galau, oleh karena ada seseorang yang ngajak pacaran, nikah via sosial media, tapi nggak jadi. Terus kita baper, terus bikin status gundah gulana, curhat mencoba mengungkapkan isi hati melalui caption atau status sebagai pelampiasan (itu saya, #eh)
Terus ada yang berkomentar... Makanya, mba, jangan terlalu baper.

Dziiiing! Duh, rasanya pengen banget saya tonjok sampai remuk tuh wajah-wajah mereka, atau saya patahin aja jari-jarinya yang suka ngetik komentar tanpa mikir dulu. Hahahaha.
Dan perlu diketahui, saya menulis postingan ini karena baper lho, masih nggak boleh?

Oke, nggak apa-apa, itu hak kalian yang membaca. Karena buat saya, setiap manusia itu punya pengendalian diri yang berbeda-beda dalam menghadapi setiap hal yang terjadi dalam hidupnya.

Siapa yang nggak baper kalau, kamu sering chatting dengan gebetan, terus dia sering ngasih perhatian, telpon-telponan, lalu ketemuan, ngobrolin masa depan. Lalu... laluuuu dan lalu. Tiba-tiba aja dia menghilang...

Mel, curhat banget? Hahaha

Nggak ada yang  melarang buat kita melakukan kebebasan berekspreasi di internet kok, termasuk baper ini, tapi kita juga harus tau aturannya dong. Jangan kita pikir karena ini hanyalah dunia maya, kita jadi bebas mau ngapain aja. Kita menghadapi manusia manusia yang punya jiwa dibalik layar gadget yang kita pegang lho, bukan robot. Dan dunia maya sekarang sudah lebih jelas seperti dunia nyata. Jadi kita tetap harus memperhatikan aturan-aturan etika bersosial media.

Terus jangan mikir gini deh, karena ini tuh udah so yesterday banget, alias cara berpikir kita perlu diupgrade  "Terserah gw dong, sosmed-sosmed gw, handphone-handphone gw, gw beli paket internet pake duit sendiri, terseraah gw mau posting dan komentar apapun, kenapa elo yang pusing" Heeeehh! Langsung bengek kayak Marsha :D

Jangan kita melarang orang lain untuk jangan baper di sosial media, tapi kitanya sendiri juga nggak bisa menjaga perasaan mereka. Ya setidaknya, pikirkan untuk diri kita sendiri, ketika menulis sesuatu itu pantas atau nggak kita baca.

7 comments:

  1. Ngakak waktu baca 'langsung bengek kayak Marsha.'Hahaha.
    Lah, masih baper nih?

    Betul, mau di dunia maya ato nyata, kalo ngomong kudu ati2. Semua yg keluar dari mulut/jari kita bisa jadi boomerang.

    ReplyDelete
  2. Dunia online memang luar biasa yaaaaa... jangan baper ah mel, rugi hehehe

    ReplyDelete
  3. dunia online sekarang, menjadi dunia ke 2 bersocmed setelah dunia nyata, jadi mau nggak mau, ada perasaan juga di tulisan socmed tu mbak :D

    ReplyDelete
  4. Boleh berinternet, boleh bersocial media, tapi harus tau aturan..

    ReplyDelete
  5. Kalau dikit2 baper ma sosmed, niscaya kita bisa jadi orang stres kurang dari satu tahun. :'D

    ReplyDelete
  6. Baper-in para oppa aja Meeel, biar makin tak berfaedah hahaha

    ReplyDelete
  7. Jangan baper dong sayang
    eh tuhkan baru dipanggil saya udah baper

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin