Laman

Sunday, 25 December 2016

Melek Digital dengan Memanfaatkan Kekuatan Media Sosial

Foto dari blognya http://www.talkativetya.com
Kita tahu akhir-akhir ini di semua lini massa sosial media, suasananya sedikit kurang mengenakkan, terutama sering saling sindir oleh masalah SARA, politik dan hal-hal yang membuat kita terpecah hanya karena berbeda sudut pandang. Saling menyalahkan dan merasa benar sendiri. Padahal, jika kita ingin sedikit mencari tahu sebab dan akibat dari keramaian yang terjadi, kita bisa searching informasinya, tapi jangan hanya dari satu sumber saja lalu mempercayainya. Tapi berusahalah untuk lebih menggerakkan jari atau mendengarkan pendapat orang lain dari berita-berita yang kita dengar itu. 

Itu pesan yang selalu saya ingat ketika membaca sebuah berita yang mengundang perdebatan. Sama seperti yang Teh Ani Berta (Blogger-Content Writer) sampaikan pada sesi acara Blogger Gathering with CNI di Burger King, Plaza Festival, seminggu yang lalu (18/12) dengan tema menarik untuk disimak yakni, The Power of Social Media. 



Kekuatan sosial media? Kamu pernah merasakan efek dari sosial media? Saya pernah, saya ingin cerita sedikit ya sekalian curhat. Sebenarnya hari itu perasaan saya sedang kurang baik, saya sedang punya sedikit masalah dan merasa bersalah dari sebuah foto yang diupload seseorang di sosial media tanpa meminta ijin dulu kepada saya yang ada di dalam foto tersebut. Tiba-tiba foto itu menjadi sebuah pembahasan di grup whatsapp yang membuat saya harus left dari grup karena belum siap jadi omongan. Dan merasa kaget karena apa yang mereka lihat dari foto tersebut tidak seperti yang mungkin mereka pikirkan (negatif). Mereka tidak bertanya dahulu foto itu dalam rangka apa, tapi mereka langsung menuduh seakan-akan foto itu nyata seperti yang mereka lihat. Tapi, it's oke, sekarang sudah baik-baik saja.
Jadi, pada intinya, apapun yang kita share di sosial media, sebenarnya kita harus mempertanggung jawabkannya. Jangan sampai konten yang kita sebar menjadi malapetaka bagi kita sendiri atau untuk orang lain terutama untuk berita-berita negatif. (semoga saya ingat terus dengan omongan ini ya)

Okay, back to topic. Pada gathering hari itu, Teh Ani memberikan banyak masukan apa yang seharusnya kami lakukan dengan sosial media, terutama bagaimana caranya memanfaatkan sosial media agar memberikan benefit yang berarti. Jadi, nggak cuma main-main sosial media tapi nggak ada hasilnya. Apalagi jika sosial media cuma digunakan untuk mempergunjingkan orang lain. Dari pada ngegosip lebih baik memberdayakan diri sendiri dengan sosial media. Contohnya?

Teh Ani Berta
Pertama, sebelum sesi materi, kami melakukan praktek bagaimana memanfaatkan sosial media. Semua peserta yang hadir di Burger King hari itu diminta untuk saling follow akun sosial media masing-masing yang banyak digunakan orang-orang, seperti Google+, Twitter, Instagram, Facebook,Linkedin, Path atau Youtube. Khususnya yang belum saling mengenal. Sesi praktek ini selalu saya lakukan jika bertemu orang-orang baru jika melakukan perjalanan/traveling atau sedang terlibat pekerjaan sebagai buzzer di sosial media. 

Kita tahu fungsi sosial media itu apa? selain untuk menjalin pertemanan yang pasti sosial media berfungsi untuk berbagi informasi-informasi penting yang update, untuk promosi dan mempengaruhi orang lain juga. Teh Ani mengatakan, anggap saja dunia maya (bersosial media) itu seperti di dunia nyata, agar kita bisa menyampaikan berita sesuai etika. Karena menurutnya sosial media itu bisa mengubah nasib seseorang, lho. Dan ini saya setuju sekali. Banyak contohnya, seperti yang terjadi pada saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan uluran tangan kita. Ada saja netizen (pengguna sosial media) membagikan suatu peristiwa lalu menceritakannya di sosial media, lalu ramai-ramai dibagikan lagi oleh netizen lain dan berakhir banyaknya bantuan yang mengalir. Ini efek positif sosial media.

Tapi, bagaimana sih, mengoptimalkan sosial media yang kita pakai agar lebih bermanfaat lagi untuk diri sendiri?. Ok, saya akan uraikan sedikit dari yang Teh Ani Berta sampaikan kemarin, ya.

Yang paling penting adalah konten atau isi yang kita bagikan di sosial media. Konten itu bisa berupa text (tulisan biasa), foto atau video. Semuanya bisa kita olah sendiri, bebas mau membahas apa saja, tapi ya itu tadi, kita harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang kita bagi. Kita juga nggak perlu takut kok kalau misal mau ngomongin hal-hal tabu atau politik yang penting jangan sampai memicu permusuhan karena perdebatan. Dan untuk optimasinya kita bisa melakukan beberapa hal ini.
  • Tentukan tujuan, apa tujuan kita membuat akun sosial media?
  • Jaring follower, seperti praktek yang kita lakukan, tapi jangan pernah beli followers ya. Ini nggak bagus untuk kedepannya.
  • Perbanyak interaksi, jangan sampai kita sering membagikan konten tapi giliran ada yang bertanya atau mention tak pernah kita jawab. 
  • Buat konten terjadwal, ini penting terutama jika sedang sibuk dan tak ada waktu yang pas saat ingin membagikan konten (biasanya untuk buzzer)
  • Buat konten plan, bisa mengikuti panduannya seperti ini;
    • Tentukan waktu
    • Tentukan jumlah konten yang dibuat
    • Korelasikan kalimat demi kalimat
    • Siapkan gambar atau video
    • Kalimat-kalimat yang kita buat tidak boleh terputus atau menggantung
    • Siapkan hashtag untuk mempermudah pencarian.
  • Isi dengan isue terkini, contohnya momen-momen penting yang sedang ramai dibicarakan, seperti 'Om Telolet Om' kemarin, hehe.
  • Kreatif memadupadankan antara text, foto dan video. Ini agar follower kita nggak bosan. Jangan berhenti juga untuk belajar bagaimana caranya agar konten-konten kita itu bermanfaat dan shareabe untuk orang lain.
  • Aktifkan Analytic, supaya kita tahu, seberapa banyak konten yang kita bagikan berpengaruh terhadap followers.
Kalau kita sudah memahami cara mengoptimasi sosial media, kita juga harus punya cara agar kita punya kredibilitas yang baik saat menggunakan sosial media. Jangan sampai seperti yang saya bilang di atas tadi, apa yang kita bagi malah menjadi malapetaka dan merugikan diri sendiri.
Kredibilitas yang baik itu mudah kok menjaganya, asal kita tidak mudah percaya atau terpengaruh dengan berita bohong, cari sumber sebanyak-banyaknya saat membaca berita, tanyakan detailnya, teliti juga saat kita ingin membagikan kembali berita yang kita baca. Jangan pula menjadi provokator, mengajak orang-orang untuk mem-bully orang lain atau menyebar fitnah. Kalau bisa, jadilah orang yang bisa mengademkan suasana, berikan manfaat dari status yang kita buat agar yang membacanya bisa lebih bijak menyerap berita. Dan terakhir, pikirkan dahulu saat ingin membuat status, karena sekali saja kita membagikan konten berita, selamanya konten tersebut akan abadi di dunia maya. Jadi, kita musti hati-hati sekali dan harus melek digital supaya nggak salah langkah.

Dan ngomongin melek digital, CNI, sebuah perusahaan pertama yang menjajakan produknya dengan metode multi level marketing (MLM), yang menjadi partner gathering hari itu pun sudah melakukan strategi pemasarannya dengan memanfaatkan sosial media. Mas Niko (Digital Marketing Specialist) dari CNI yang menjadi pembicara sebelum sesi Materi dari Teh Ani kemarin pun bercerita bagaimana CNI melakukan itu. Dengan dibuatnya website sebagai marketplace CNI di www.geraiCNI.com untuk mempermudah proses jual beli produk di gerai CNI. Ini membuktikan CNI tak ingin ketinggalan arus jaman yang semuanya dilakukan serba online. Apalagi dengan makin canggihnya teknologi, pembelian produk CNI seperti Kopi Ginseng, Ester C, Nutrimoist atau produk-produk andalan CNI lainnya sudah bisa dilakukan melalui aplikasi yang dapat kita unduh melalui smartphone pengguna android. Menurut Mas Niko, dari aplikasi ini kita juga bisa chatting interaktif atau live chat, jadi kalau mau komplain terkait produk CNI, bisa langsung melalui aplikasi di smartphone.


CNI yang sudah berdiri sejak 30 tahun lalu ini juga terus berupaya untuk berkembang dengan melihat karakter pasar. Jika dulu metode MLM dari rumah ke rumah, atau mulut ke mulut, di jaman seperti sekarang yang perkembangan teknologi semakin cepat, hal itu kurang efisien dilakukan. Mas Niko menjelaskan bahwa tiap generasi itu memiliki karakter yang berbeda. Tak bisa kita lakukan dengan cara yang sama seperti generasi terdahulu. Sekarang generasi milenial atau bisa juga disebut generasi Z, karakternya lebih terbuka, unik, praktis, dan berjiwa entepreneur. Punya kekuatan belanja online yang cukup kuat, multitasking juga dan sangat melek digital. Oleh sebab itu, CNI terus berupaya dan beradaptasi dengan perkembangan ini.

Foto: geraicni.com
Jadi, kalau ingin belanja produk-produk CNI, kita nggak perlu repot lagi, tinggal kunjungi websitenya, pilih-pilih produk yang dibutuhkan, lalu tinggal proses transaksi seperti pada web marketplace lainnya. Mudah dan gampang banget kok, atau ingin dapat extra cash? Kita juga bisa join affiliasinya dengan mengikuti persyaratan yang diberikan. Satu lagi, CNI punya produk Kopi Ginseng terbaru, lho, namanya CNI Coffee KUATTT. Tapi Kopi ini sepertinya lebih cocok untuk orang-orang dewasa. Karena bahan pilihan yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan stamina, energi juga daya tahan tubuh. Salah satunya itu Viagra Jawa. Nah, kalau mau tau kelebihannya seperti apa, buka aja website GeraiCNI lalu klik produknya, beli lalu cobain. :p

Foto narsis dulu saat nungguin teman-teman di Burger King
sebelum acara gath with CNI di mulai.


9 comments:

  1. Setuju mbak akhir - akhir ini linimasa kurang mengenakan, tapi tinggal bagaimana kita menyikapinya agar ngga terpengaruh persepsi negatif.

    Nice tipss mbak Mel... :)

    ReplyDelete
  2. Sosmed memang pasar empuk buat bisnis :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, tinggal kita gimana caranya manfaatin sosmed ya :D

      Delete
  3. Sekarang jodoh aja banyak nemu dri sosmed, haha. ngerih memang efeknya tapi harus pintar2.

    ReplyDelete
  4. benar sekali mba.. saya pernah merasakannya, dapat informasi yang salah mengenai tempat wisata yang diupload seseorang di instagram. untungnya saya cepat mencari sumber lain yang lebih otentik dan detail. ketika sampai di lokasi, benar saja banyak wisatawan lokal yang merasa tertipu dari berita itu.

    terima kasih tipsnya mba

    ReplyDelete
  5. Makasih sudah hadir di acara ini Mel :)

    ReplyDelete
  6. Lalu aku binggung apa tujuan gw main socmed ???? kayak nya iseng aja awal nya buat baca2 berita yg di posting di detik, kompas dll

    ReplyDelete
  7. sosmed memang banyak manfaatnya. Nah sekarang kembali ke kitanya mau memanfaatkan dengan benar atau tidak

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin