Selama ini saya tidak terlalu paham arti dari TV Digital atau TV Analog. Dulu, ketika jamannya handphone/smartphone bisa kita gunakan untuk menonton TV, disitu tertera kalau fiturnya ada TV Analog yang bisa kita tonton di mana saja. Sering sekali saya tanya ke teman atau adik yang mengerti hal ini.
"Dek, TV Analog itu apa?"
Ya, TV Analog itu, seperti yang kita tonton sekarang mbak, yang kalau antenanya ditiup angin atau dalam keadaan cuaca buruk, gambarnya jadi rusak banyak semut, kalau cuaca jelek, siaran tv pun ikut jelek yang lebih parah siarannya akan hilang. Sederhananya seperti itu.
Pertanyaan inipun saya utarakan ke adik yang baru kelas 2 SMA itu. Karena sekitar bulan Juni (tahun lalu) saya pernah datang ke stand sosialiasi siaran TV Digital yang diselengarakan oleh Diskominfo di sekitaran Pemda Cibinong saat ada event jalan sehat dalam rangka ulang tahun Bogor. Disitu kami diberi brosur-brosur dan berbagai macam souvenir dan info tentang TV Digital. Walaupun saya sudah membacanya dan mendengarkan, tapi tetap saja saya masih belum paham betul, karena penjaga stand tidak menjelaskan bagaimana caranya bisa mendapatkan siaran digital ini. Hehe.
Well, karena dibrosur itu hanya memberikan keterangan kalau nonton TV Digital itu jauh lebih baik dari menonton TV analog. karena gambarnya jernih dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa takut terhalang oleh jauhnya lokasi/pemancar TV, untuk info lebih lanjut bisa buka Wikipedia atau artikel lainnya.
Saya pikir, TV Digital ini sama seperti kita langganan TV kabel, kita dapat channel-channel tv yang tidak ada di siaran tv sekarang. Tapi ternyata itu sedikit berbeda karena siaran digital dapat kita nikmati secara gratis. Setelah saya googling, saya baru mengerti, bahwa untuk menikmati TV Digital, kita memerlukan alat tambahan untuk menerima siaran TV Digital melalui pemancar standar sistem transmisi digital yang disebut decoder atau set box DVB-T2 (Digital Video Broadcasting-Teresterial). Alat tambahan ini dapat kita beli di luaran sana yang dapat dihubungkan dengan antena biasa. Harganya berkisar dua ratusan ke atas, tergantung merek.
Nah, beberapa bulan yang lalu alhamdulillah saya mendapatkan hadiah doorprize Televisi baru dari menghadiri acara pameran perumahan diselenggarakan oleh Kementrian PUPR tentang program Sejuta Rumah Untuk Rakyat di Senayan, Jakarta. Setelah di setting dan mencari channel, saya mendapatkan stasiun TV baru maupun yang lama, dengan gambar dan suara yang jernih berkualitas HD. Adik saya yang mengatur channel langsung berseru. "Mbak, ini nih yang dinamain TV Digital".
Ternyata televisi yang saya dapatkan (Samsung 32 LED UA32J5100) ini sudah tersemat tv tuner DVB-T2 yang otomatis dapat menangkap siaran TV Digital. Jadi, disarankan jika ingin membeli perangkat televisi terbaru, sebaiknya cari yang sudah ada tv tunner DVB-T2, agar tak perlu repot-repot membeli alat tambahan. Hal ini karena, di tahun 2018 nanti, kemungkinan siaran TV analog akan dihilangkan dan semuanya digantikan oleh TV Digital.
Pada tahun 2008 untuk pertama kalinya siaran percobaan TV digital di Indonesia dijalankan, hingga 2012 TVRI adalah satu-satunya televisi yang menyiarkan digital. Lalu, perlahan diikuti oleh tv-tv lain, seperti Metro TV, SCTV, Indosiar, TV One, ANTV, Trans7, TransTV, O Channel, Berita Satu dan Sport One. Tadinya, saya mendapatkan channel Foodie (FirstMedia) tapi lalu menghilang, Elshinta Radio dan beberapa yang lain juga menghilang. Namun di pertengahan Juni-Juli 2016 ini, muncul juga stasiun-stasiun tv digital yang baru.
Seperti Nusantara TV, TvMu (Muhammadiyah TV), Tempo TV, DAAI TV, CNN Indonesia dan InspiraTV. Tapi, sepertinya belum semua wilayah Indonesia dapat menerima siaran tv digital.
Sumber:
https://tvdigital.kominfo.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital_di_Indonesia
Well, karena dibrosur itu hanya memberikan keterangan kalau nonton TV Digital itu jauh lebih baik dari menonton TV analog. karena gambarnya jernih dan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia tanpa takut terhalang oleh jauhnya lokasi/pemancar TV, untuk info lebih lanjut bisa buka Wikipedia atau artikel lainnya.
Saya pikir, TV Digital ini sama seperti kita langganan TV kabel, kita dapat channel-channel tv yang tidak ada di siaran tv sekarang. Tapi ternyata itu sedikit berbeda karena siaran digital dapat kita nikmati secara gratis. Setelah saya googling, saya baru mengerti, bahwa untuk menikmati TV Digital, kita memerlukan alat tambahan untuk menerima siaran TV Digital melalui pemancar standar sistem transmisi digital yang disebut decoder atau set box DVB-T2 (Digital Video Broadcasting-Teresterial). Alat tambahan ini dapat kita beli di luaran sana yang dapat dihubungkan dengan antena biasa. Harganya berkisar dua ratusan ke atas, tergantung merek.
Nah, beberapa bulan yang lalu alhamdulillah saya mendapatkan hadiah doorprize Televisi baru dari menghadiri acara pameran perumahan diselenggarakan oleh Kementrian PUPR tentang program Sejuta Rumah Untuk Rakyat di Senayan, Jakarta. Setelah di setting dan mencari channel, saya mendapatkan stasiun TV baru maupun yang lama, dengan gambar dan suara yang jernih berkualitas HD. Adik saya yang mengatur channel langsung berseru. "Mbak, ini nih yang dinamain TV Digital".
Ternyata televisi yang saya dapatkan (Samsung 32 LED UA32J5100) ini sudah tersemat tv tuner DVB-T2 yang otomatis dapat menangkap siaran TV Digital. Jadi, disarankan jika ingin membeli perangkat televisi terbaru, sebaiknya cari yang sudah ada tv tunner DVB-T2, agar tak perlu repot-repot membeli alat tambahan. Hal ini karena, di tahun 2018 nanti, kemungkinan siaran TV analog akan dihilangkan dan semuanya digantikan oleh TV Digital.
Pada tahun 2008 untuk pertama kalinya siaran percobaan TV digital di Indonesia dijalankan, hingga 2012 TVRI adalah satu-satunya televisi yang menyiarkan digital. Lalu, perlahan diikuti oleh tv-tv lain, seperti Metro TV, SCTV, Indosiar, TV One, ANTV, Trans7, TransTV, O Channel, Berita Satu dan Sport One. Tadinya, saya mendapatkan channel Foodie (FirstMedia) tapi lalu menghilang, Elshinta Radio dan beberapa yang lain juga menghilang. Namun di pertengahan Juni-Juli 2016 ini, muncul juga stasiun-stasiun tv digital yang baru.
Seperti Nusantara TV, TvMu (Muhammadiyah TV), Tempo TV, DAAI TV, CNN Indonesia dan InspiraTV. Tapi, sepertinya belum semua wilayah Indonesia dapat menerima siaran tv digital.
Sumber:
https://tvdigital.kominfo.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital_di_Indonesia
saya juga sempat bingung dengan perbedaan analog dan digital, tapi setelah dikasih tau bedanya sama mamas mamas yang suka jaga stand di salah satu brand ternama, akhirnya jadi tau. Dan waktu itu justru saya merasakan banget tayangan digital dari channel NET yang terasa banget perbedaannya.
ReplyDeleteChannel NET Digital malah belum dapet nih mbak, baru semalem tp masih layar hitam, blm ada gambar.
DeleteDkampung dulu Ada cnn.
ReplyDeleteTp entah kok skrng tinggal metro n tvri.
Huft lah
Mungkin masih uji coba, mas?
DeleteCNN baru beberapa hari ini muncul siarannya. Semoga seterusnya jd ada alternatif tontonan, soalnya bukan pelanggan tv kabel..hehe
Kalo ga salah sih, kualitas TV Digital lebih oke
ReplyDeleteBener mbak, kualitasnya TV Digital jauh lebih ok dr pada analog.
DeleteJd nontonnya enak, tanpa ada kreyep2 gambar semut yg muncul :D
Mau dong kaak doorprize nya :D
ReplyDeleteSini kaak, bayarin ya...hihi
DeleteHooo aku baru tau juga perbedaannya nih. Dan yak, lagi rencana beli tv buat di kamar, brarti kudu ikuti sarannya Melly. Thank ya Mel
ReplyDeleteIya, mak.. biar ga dobel pengeluarannya. Hihi
Deleteoh gitu sek cek punyaku tapi kek nya yang biasa aja seh g ada tunernya huhuhu
ReplyDelete