Katakanlah jangan diam |
Katakanlah, jangan
diam, bicaralah sayang, hari ini lebih baik untuk yang terbaik.
Sebenarnya kamu sudah
tak ada, sekuatnya aku kamu coba tertawa, sejujurnya ini terlalu sakit, sayang….
Ini sakit, sayaaaang.
Penggalan lirik dari lagu Rio Febrian ini bikin saya
seharian ini jadi baper alias bawa perasan..hahaha. Lagu-lagunya Rio emang
ngeselin semuanya, yang lagi patah hati makin patah dan retak-retak, yang lagi happy
jadi ikutan mellow. Aih.. :D
Saya jadi inget cerita beberapa tahun yang lalu deh jadinya.
Lupa tahun berapa, dulu saya lagi deket sama someone special (ciee), kita
sering main bareng, dia rela datang jauh-jauh dari negeri antah berantah buat
nemuin saya, bahkan maksa-maksa supir bus yang membawanya menempuh jalanan dari
Kota A ke Kota B buat ngebut. Terserah pokoknya ngebut, katanya, karena dia
pengen bertemu saya pujaan hatinya wkwkw (berasa eneg ngetik ini). Akhirnya
kita ketemu, kopdar , meet up atau jumpa fans gitu lah ya kalau bahasa
sekarang, iya, dia dulu ngefans sama saya. Padahal, saya mah apa atuh, cuma bidadari
yang kepeleset dari langit.
Setelah ketemu kita semakin deket, deket dan deket, tapi
nggak sampe mepet sih, cuma deket doank (kasian, ya?). Tapi saya naksir dia,
dia juga naksir saya, tapi kita nggak bisa bersama karena ternyata si dia udah
dipelet sama cewek lain..hahaha.
Suatu hari, dia menyatakan perasaannya setelah beberapa kali
kita ketemu dan intens ngobrol lewat telpon, sms, email, chat messenger dan lain-lain,
pokoknya mah komunikasi kita lancar deh,
tiada hari tanpa memberi kabar, sok perhatian dan saling memberi harapan. Saya
lupa, dulu statusnya seperti apa, apakah pacaran atau cuma temenan, abisnya
mesra banget, sih. Mirip-mirip sama lagunya Ratu, TTM. Entah, apakah saya yang
menjadikan dia TTM, atau sebaliknya. Yang saya tau, kita sama-sama nyaman tapi,
takut kehilangan tapi nggak bisa bersama, karena ada garis batas yang tidak
bisa kita lalui untuk bersama, tsaahaha. Singkatnya, kita nikmatin aja perjalanan dan
kebersamaan itu, biarlah waktu yang menjawabnya. Uhuk.
Dan di kemudian hari, saya tiba-tiba lagi menggandrungi sebuah
lagu dari Rio Febrian, yang judulnya Jenuh. Lagu itu saya perdengarkan ke dia
waktu kita lagi chatting. Tau, kan.. liriknya yang menggambarkan pasangan yang
jenuh sama pasangannya.
Dan lirik terakhirnya seperti ini, Taukah kini, kau kuhindari, merasakan kau, ku lain padamu. Cinta bukan,
hanya cinta saja, sementara kau merasa cukup.
Yang secara kebetulan, sebelum lagu itu saya dengarkan,
beberapa hari sebelumnya saya sibuk dan nggak bisa ngasih kabar banyak-banyak
ke seseorang ini. Ehhh, ndilalah dia baper, dong, wwkwkwkw. Dia pikir itu pesan
terselubung dari saya buat dia. Yang akhirnya.. kita menjadi renggang setelah
itu, bahkan kita jadi berantem dan saya marah besar ke dia. Pokoknya berpisah.
Titik. Hiks.
Jadi, kalau inget lagunya Rio Febrian, saya jadi ingat dia terus, hehe. Tapi ingatnya bukan karena nggak move on,
ya.. itu udah lamaaaa banget, bahkan setelah kelar hubungan sama si Rio
ini (iya deh sebut saja Rio, capek nyebut dia seseorang) haha. Saya
sudah gonta ganti pacaran sama beberapa pria. Beuuh, banyak ya hahaha.
Nggak kok, becanda :D
Kalau
lagu Rio yang ini, yang judulnya Memang Harus Berpisah ini nggak ada
hubungan dengan siapa-siapa sih, cuma suka aja sama musiknya. Walaupun
liriknya juga bener-bener bikin baper.
Tapi suka aja sama kalimat dari judul postingan ini, yang ada di lirik Memang Harus Pisah. Semoga, hari ini lebih baik dari yang terbaik.
Karena dari sekian banyak kejadian yang kita alami, terutama yang
menyakitkan hati, harapan terakhir kita adalah mendapatkan yang terbaik
dari terbaik, apapun itu semuanya pasti ada hikmahnya, kan? Kalau lagi
ada masalah, memang sebaiknya dibicarakan, jangan diam, minimal
curhatlah ya di blog kayak saya ini..hihi.
Ngomongin
curhat, saya punya satu draft postingan curhat, isinya ada hubungannya
juga dengan lagu, sedikit spoiler, isinya tentang perpisahan juga, tapi
ini lebih sadis.. hahaha.
Yaudah yuk, jangan sedih-sedih mulu. Mumpung bulan puasa (dan sepertinya ini postingan pertama saya di bulan ramadhan) kita belajar ikhlas dan merelakan yang sudah pergi. Ihiy. Dan songsong masa depan dengan semangaaaaaaaaaaaaat.
Yaudah yuk, jangan sedih-sedih mulu. Mumpung bulan puasa (dan sepertinya ini postingan pertama saya di bulan ramadhan) kita belajar ikhlas dan merelakan yang sudah pergi. Ihiy. Dan songsong masa depan dengan semangaaaaaaaaaaaaat.
Hoam, ngantuk.
Itu dipelet beneran? Serem amat.
ReplyDeleteTapi curhatnya nggak serem. Hehe
aaah..ceritamu bikin aku gimanaaa gitu mel :)
ReplyDelete