Laman

Tuesday, 31 July 2012

Ikan Roan di Parit

Kenangan ini nggak pernah bisa saya lupain, waktu masih SD kalau berangkat sekolah itu pasti rame-rame bareng temen jalan kaki melewati perkampungan dan jalanan berbatu, inget dengan suasana desa yang masih adem, pohon-pohon yang masih berbuah lebat dan angin yang masih menentramkan jiwa.

Pagi itu seperti biasa, setelah rambutkku disisir dan di kepang dua oleh ibuku, aku bersiap untuk berangkat sekolah. Menghampiri tetangga yang juga sudah siap untuk berangkat bersama. Banyak teman-teman yang berangkat bersama, dari siswa kelas satu sampai kelas 6 SD. Saat itu aku masih duduk dikelas tiga.

Berangkat sekolah pagi-pagi di tengah hujan deras sisa semalam bikin jalanan tanah berbatu jadi becek dan penuh lumpur. Sepatu terpaksa di tenteng supaya nggak basah sampai di sekolah.

Ketika melewati parit-parit warga kampung yang masih penuh dengan genangan air, kami melihat bayang-bayang ikan melayang di air parit yang jernih, yang masih di tumbuhi rumput-rumput hijau nan segar. Seorang kakak kelasku berseru, "Itu Ikaan Roan..ambek..ambek jale" saat itu rumah kami belum terlalu jauh, masih bisa berlari untuk kembali.
Ikan Roan atau yang biasa disebut sebagai Ikan Gabus berenang dengan tenang di parit-parit warga. Entah dari mana datangnya, kemungkin lepas dari kolam ketika air dari hujan meluap memenuhi kolam dan tanah-tanah yang masih lembab untuk di turunkan lagi hujan.

Kakak kelasku bernama Mahidun, meminjam sebuah baskom dari rumah warga yang paritnya ada ikan. Lalu segera melepas baju dan celananya untuk nyebur ke parit yang penuh air dan di renangi oleh ikan-ikan gabus. Untungnya saat itu baru jam setengah 7 pagi dan kami masuk kelas jam setengah 8, jadi masih ada waktu untuk mandi lagi. Mahidun dan beberapa teman mulai masuk ke parit dan menggiring ikan-ikan Roan itu.


Di desa yang masih asri banyak tumbuhan-tumbuhan rumput liar yang bisa dijadikan alat untuk mengikat ikan. Rumput (yang saya nggak tau namanya itu) dipakai untuk mengikat beberapa ikan yang di dapat. Setelah itu dititipkan ke rumah warga yang nanti setelah pulang sekolah jam 11 siang akan di ambil kembali.

Kejadian itu nggak bisa saya lupain, gimana ramainya kami teriak-teriak mengarahkan Mahidun untuk menjerat ikan yang berenang-renang tenang di parit yang airnya menjadi kotor setelah dimasuki. Gimana kami lupa berangkat sekolah karena tergoda ikan yang berenang liar di parit yang tak biasa kami liat. Gimana suasana pagi yang lembab namun hangat untuk kami jejaki mencari ilmu.

Kenangan itu sampai saat ini kadang ingin kuulangi, melihat air yang jernih, bebatuan yang bersih. Dan celoteh riang menikmati udara pagi.
Ikan Roan, ikan air tawar yang kami temukan di parit warga itu menjadi sebuah kenangan yang indah untuk dikenang. Karena saat ini, jangankan untuk mendapatkan ikan Roan di parit-parit, mencarinya di sungaipun sudah nggak bisa lagi, karena alam yang sudah tak dijaga, menyebabkan sungai-sungai kering, curah hujan yang semakin tidak teratur.


"Mak,ane ikutan giveaway-nya ye,mak! Kasih ane hadiahnya yang, saya mau paket kosmetik dari Oriflame deh. Soalnya saya pengen belajar dandan :D

6 comments:

  1. Subhanallah.. sering ngiri deh kalo baca pengalaman masa kecil yang kayak gini. Pengeeeeeeeeeeeennnn.. >O<
    Sukses ngontesnya ya, Mel ;)

    ReplyDelete
  2. aaaah, kebayang senangnya tinggal di daerah yg masih bersih seperti itu....skrg udah susah banget nemuinnya.. :)
    makasih ya udah ikutan #GABlogEmakGaoel...tunggu pengumumannya tgl 4 agustus ya.. :)

    ReplyDelete
  3. aduuuh pasti hidup jadi tenang, damai n hati menjadi damai deh yah... :)

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  5. hem ,ia yah sekarang sungai yang benar benar jernih sudah susah di cari

    ReplyDelete

Terima Kasih - @melfeyadin