Merchandise The Raid
Ada banyak cara masyarakat untuk menikmati film kegemarannya. Baik itu drama, action, komedi dan sebagainya. Saya termasuk di dalamnya, namun bukan orang yang hobi untuk harus menonton film itu. Ada banyak film yang sebelum rilis di bioskop, Saya sudah ribut ingin menontonnya. Tapi setelah hari H dan orang-orang ramai membicarakan film itu. Biasanya mood saya untuk melihat langsung hilang.
Sama seperti ketika The Raid tayang. Tapi bukan moodnya yang ingin saya bicarakan, karena film The Raid sudah meracuni saya sejak pertama kali di beritakan akhir tahun lalu. Terutama ketika mendengar seorang Mike Shinoda, dari band terbaik dunia yang begitu antusias untuk membuat score film The Raid, yang awalnya berjudul Serbuan Maut. Tadinya pun saya berfikir.."Oh.. sutradaranya orang luar, bule gitu lho!" Ya wajar kalau film ini di lirik oleh penikmat film di luar negeri sana. Eh tapi lihat si sutrada Gareth Huw Evan mengangkat budaya negara Indonesia melalui film, yaitu Silat. Dan dia membuat film action ini menjadi luar biasa. Tidak usah saya ceritakan bagaimana prosesnya, dan mengapa orang-orang di luar sana begitu tergila-gila dengan film action The Raid ini. Dari membaca review dan kritikus pengamat film, berita yang mereka tuliskan itu hampir semua memuji dan menjadikan film The Raid menjadi film action terbaik dalam 10 tahun terakhir ini. Wow. Kata wow saja memang tidak cukup. Kita harus menonton untuk membuktikannya.
Yah, ekpetasi saya dari awal memang tidak berlebihan. Semua yang di ceritakan oleh orang-orang yang sudah menonton sama apa yang saya rasakan ketika menonton film ini. Walaupun film ini terbilang sadis, dan banyak adegan berdarah-darah. Tapi saya tidak melihat itu. Yang saya lihat adalah keindahan gerakan Silat di dalamnya, yang di peragakan oleh Yayan Ruhian dan Iko Uwais.
Ok, saya akan membuat alasan, mengapa saya ketagihan menonton film The Raid ini. Rasa penasaran ini selalu saya simpan sebelum menonton saat membaca timeline di twitter official The Raid Movie bahwa banyak sekali masyarakat di luar sana yang juga merasakan rasa ingin lagi dan lagi menonton film ini. Saya ingin membuktikannya, apakah benar?
Sabtu (7/04) saat long weekend, saya akhirnya bisa menonton The Raid. Sejak awal rilis pada tanggal 23 Maret 2012 lalu, saya ketar ketir mencari kesempatan buat nonton. Inilah yang saya dapatkan setelah keluar dari bioskop.
- Saya tidak tahu berapa durasi waktu film ini di putar. Karena ketika sampai di bioskop saya sudah ketinggaln 30 menit pemutarannya. Ini yang membuat saya 'ketagihan' untuk menonton filmnya kembali. Penasaran bagaimana adegan awal film ini.
- Setelah duduk di dalam bioskop, penonton begitu tenang. Saya tidak menemukan penonton yang berteriak ketika ada adegan sadis yang di perlihatkan. Saya salah memilih waktu sepertinya. Penonton tidak ekpresif. Saya jadi ketagihan ingin melihatnya film ini lagi. Ingin merasakan adrenalin dan berteriak-teriak histeris..haha. Well mungkin memang bukan tempat yang tepat. Tapi setidaknya tontonan yang kita tonton bisa memacu sebuah histeris.
- Saat adegan puncak, dimana MadDog dan Sersan Jaka bertarung, tiba-tiba layar langsung putih. Hanya terdengar bag-big-bug saja. Seperti mendengarkan sebuah radio. Ini juga yang membuat saya ketagihan dan penasaran ingin menonton lagi Film The Raid.
- Rasa tidak puas dengan ending yang menggantung, yang memang dibuat untuk sequelnya nanti. Semakin ingin saya melihat film ini lagi. Saya benar-benar tertarik adegan Silat oleh MadDog. Gerakan yang mantap dan pas. Ingin lagi melihat tendangan kaki MadDog.
- Dialog yang kurang jelas. Dialog yang seperti sekenanya berbicara tapi memang pas. Ini juga membuat saya ingin menonton lagi.
Agak biasa mungkin ya? tapi seperti itulah yang saya rasakan.
Adakah yang ingin menonton filmnya lagi? kalau saya IYA.
Narsis dengan kaos The Raid bertanda tangan Iko Uwais
Meeeeel...
ReplyDeleteehm...blogspot niiiih?
kurang tertarik ama film action sih Mel...
suka sakit sakit badan gituh nonton nya...hihihi...
Tapi Iko Uwais okeh juga lah...
eh, tapi masa takut ama kerupuk lho...hihihi...*akibat kebanyakan nonton gosip*
Aku juga sebenernya kurang suka sama film action bi..
Deletetp yaaa... ngeliat film ini. ntah kenapa suka banget :D
dan Iko emang unyu2 deh..haha
Iya aneh yah..jago silat tp takut kerupuk..hahaha
Ini film tentang apa sih Mell, kok pada heboh tentang film ini tapi aku kok sama sekali gak tertarik untuk nonton.. Klo diajak nonton mending nonton Negeri 5 Menara.. :P
ReplyDeletembak yuni: action mbak... ati2 yg jantungan ihik
ReplyDeletemel: hahahha
oh itu alasannya :3
ReplyDeletewahhh kereeeeeeeeen yaaa??
ReplyDeletewaahhh kereeen bangettt
ReplyDeletewahhh kereeeen
ReplyDeletewahhh kereeen nihhhh
ReplyDeleteini film tahun berapa ya
ReplyDeleteDistributor Lantai vinyl
jual Lantai vinyl
Supplier lantai vinyl
luar biasa mantap
ReplyDeletesaya hobby nonton filem ya gan..??
Lho kok sama ya mbak? aku juga nonton film ini sampai 3 kali lho,
ReplyDeleteSebenarnya dari sudut pengambilan gambar dan adegan berantemnya sih biasa, cuma kemasan promosi yang luar biasa, ditambah fanatisme orang Indonesia dengan segala sesuatu yang berbau khas Indonesia, menjadikan film ini begitu heboh. Tapi salut lah, film ini boleh jadi sebagai salah satu film action yang lumayan menghibur. Sukses selalu untuk film ini.
ReplyDeleteperfect film zaman dulu daripada film zaman sekarang...zaman dulu adegannya sangat menginspirasi bagi para penonton..
ReplyDeleteInformasi yang sangat menarik
ReplyDelete